Suara.com - Ahli urologi memeringatkan potensi disfungsi ereksi dan penis mengecil akibat infeksi Covid-19. Fenomena ini diungkap oleh ahli urologi dan ahli bedah panggul Dr. Rena Malik yang mengatakan lelaki berisiko alami disfungsi ereksi usai berjuang melawan infeksi Covid-19. Berapa lama ini akan berlangsung?
Seorang wanita bernama Jenna Fletcher harus tetap mengandung walau salah satu janin kembar identik di dalam rahimnya meninggal dunia pada 2018 lalu, saat usia kehamilannya menginjak 32 minggu. Hal ini mengharuskannya untuk dirawat selama seminggu di rumah sakit.
Selengkapnya, simak berita kesehatan paling hits lainnya di bawah ini!
1. Dokter Temukan Dampak Covid-19: Penis Mengecil dan Membuat Lelaki Lebih Sulit Ereksi
Jika selama ini kita tahu bahwa Covid-19 dapat menyebabkan hilangnya kemampuan pada indera penciuman, kali ini ahli urologi memeringatkan potensi disfungsi ereksi dan penis mengecil akibat infeksi Covid-19.
Mengutip Dailystar, Sabtu (16/7/2022), fenomena ini diungkap oleh ahli urologi dan ahli bedah panggul Dr. Rena Malik yang mengatakan lelaki berisiko alami disfungsi ereksi usai berjuang melawan infeksi Covid-19.
2. Janin Meninggal di Dalam Rahim, Wanita Ini Dipaksa Mengandung hingga Seorang Dokter Kasihan Padanya
Seorang wanita bernama Jenna Fletcher harus tetap mengandung walau salah satu janin kembar identik di dalam rahimnya meninggal dunia pada 2018 lalu, saat usia kehamilannya menginjak 32 minggu.
Baca Juga: Kata Dokter Boyke, Memuaskan Pasangan Tidak Bisa Dilakukan Hanya dengan Mr P Saja Loh!
Berbicara kepada Insider, Fletcher mengaku dokter memaksanya untuk mengandung janin yang sudah meninggal dan mengharuskannya untuk dirawat selama seminggu di rumah sakit.
3. Dokter Lakukan Transplantasi Jantung Babi ke Dua Pasien yang Sudah Meninggal, Buat Apa?
Sekelompok dokter baru-baru ini berhasil mentransplantasikan jantung babi ke dua pasien yang telah meninggal. Metode ini meningkatkan harapan akan transplantasi hewan suatu hari nanti dapat menyelamatkan nyawa manusia.
Operasi transplantasi ini dipimpin oleh ahli bedah jantung di pusat medis NYU Langone Health di New York City, Nader Moazami, pada Juni dan Juli.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025