Suara.com - Alergi sperma mungkin terdengar asing dan mengada-ngada. Tapi di dunia ini, alergi sperma merupakan hal yang benar-benar bisa terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan.
Alergi sperma sendiri merupakan kondisi langka yang sulit didiagnosis. Padahal, dampaknya tidak hanya memengaruhi kesehatan, tapi juga kehidupan seksual pasangan.
Maka dari itu, penting bagi setiap orang yang merasakan gejala alergi sperma untuk berkonsultasi dengan dokter. Dikutip Suara.com dari Hello Sehat, berikut beberapa gejala alergi sperma.
Perempuan yang alergi pada sperma atau semen biasanya mengalami gejala dalam waktu 5 sampai 30 menit sejak terkena pemicu alergi. Ciri-cirinya antara lain:
- Ruam kemerahan
- Rasa panas
- Gatal-gatal (biduran)
- Pembengkakan
- Nyeri
Mereka umumnya mengalami reaksi alergi pada kulit vulva atau bagian dalam vagina, yang sering disalah artikan sebagai vaginitis (radang vagina), infeksi jamur, atau infeksi menular seksual seperti herpes.
Sementara itu, lelaki cenderung mengalami gejala pada area kulit di atas penis.
Namun, reaksi alergi juga dapat muncul pada bagian tubuh lain yang tidak terkena sperma seperti biduran pada tangan, dada, atau sekujur tubuh.
Gejala pada pria terkadang turut disertai rasa lelah yang parah, panas pada seluruh tubuh, dan gejala mirip flu yang muncul setelah ejakulasi. Kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa jam hingga hari, tergantung tingkat keparahan.
Gejala alergi sperma akan mereda begitu Anda menghindari pemicunya. Namun, ada pula yang berisiko mengalami reaksi parah yang disebut anafilaksis. Berikut tanda-tanda anafilaksis yang perlu diwaspadai:
Baca Juga: Motif Pembunuhan Siswi SMP di Langkat Terungkap, Pelaku Panik Diancam karena 'Tembak Dalam'
- Sesak napas
- Pembengkakan pada lidah, tenggorokan, atau bagian tubuh lainnya
- Jantung berdebar dengan denyut yang lemah
- Penurunan tekanan darah secara drastis
- Mual, muntah, atau diare
- Pingsan atau koma
Bagaimana cara mengobati alergi sperma?
Ada dua macam metode pengobatan yang dapat Anda pilih, yakni desensitisasi dan konsumsi obat.
Desensitisasi adalah proses untuk mengurangi reaksi sistem imun terhadap alergen. Caranya, dokter akan mengoleskan sperma yang sudah diencerkan ke penis atau vagina setiap 20 menit sekali hingga gejala alergi berkurang.
Setelah desensitisasi pertama, kulit harus terkena alergen yang sama agar kembali parah seperti dahulu. Hal ini dapat dilakukan dengan rutin berhubungan seks setiap 48 jam sekali.
Sementara obat-obatan alergi dapat meringankan gejala dan mencegah kekambuhan setelah berhubungan seks. Ini juga merupakan alternatif bagi mereka yang tidak nyaman bila harus terus memakai kondom.
Dokter mungkin akan menyarankan untuk mengonsumsi obat antihistamin 30-60 menit sebelum berhubungan seks. Obat ini dapat dibeli tanpa resep dokter, tapi tetap perlu berdiskusi dengan dokter bila hendak mengonsumsi lainnya.
Bila berisiko mengalami anafilaksis, maka Anda perlu menyediakan suntikan epinefrin. Obat ini adalah pertolongan pertama alergi parah, bukan pencegahan. Tetap disarankan untuk menggunakan kondom saat berhubungan seks.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru