Suara.com - Dua orang meninggal dunia setelah positif virus Marburg, penyakit yang mirip dengan virus Ebola.
Infeksi virus Marburg ini bisa menyebakan orang yang tertular meninggal dunia akibat kehabisan darah.
Awal Juli 2022 ini, dua orang di Ghana yang terinfeksi virus Marburg itu mengalami gejala diare, demam, mual dan muntah. Baru-baru ini, dua orang itu pun meninggal dunia.
"Pengujian lebih lanjut di Institut Pasteur di Dakar, Senegal telah menguatkan hasilnya," jelas penyataan dari Layanan Kesehatan Ghana (GHS) dikutip dari The Sun.
Kedua pasien yang meninggal dunia itu pun sudah dikonfirmasi terinfeksi virus Marburg dan sempat diisolasi untuk menghentikan penyebaran virus.
Matshidiso Moeti, direktur regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Afrika mengatakan pihak berwenang di daerah itu telah menanggapi dengan cepat kemungkinan wabah virus Marburg tersebut.
"Hal ini bagus karena virus Marburg bisa menyebar tanpa kendali bila tidak ada tindakan tegas," kata Matshidiso.
Tanpa pengobatan atau vaksin, virus Marburg ini sama seperti demam berdarah yang sangat menular dan mirip Ebola.
Meskipun virus Marburg ini tidak terlalu mematikan dibandingkan Ebola, gejalanya termasuk demam tinggi dan pendarahan internal maupun eksternal.
Baca Juga: Obesitas dan Sulit Turun, Melly Goeslaw Pilih Jalani Operasi Bariatrik
Selain itu, gejala virus Marburg yang berupa demam tinggi, sakit kepala parah dan nyeri otot ini biasanya muncul 2-21 hari setelah seseorang terinfeksi.
WHO mengatakan gejala virus Marburg yang berupa diare parah, sakit perut, kram, mual dan muntah bisa bertahan selama seminggu.
Banyak pula penderita yang mengalami pendarahan internal parah dalam waktu seminggu, baik berupa darah keluar dari hidung, gusi, vagina, muntahan atau korona. Gejala ini menandakan seseorang berisiko meninggal dunia.
Tingkat kematian kasus virus Marburg ini berkisar antara 24 hingga 88 persen. Virus ini disebarkan dari kelelawar buah ke manusia.
Setelah seseorang terinfeksi, mereka dapat menularkannya kepada orang lain melalui kontak kulit-ke-kulit, cairan tubuh atau permukaan yang terinfeksi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda