Suara.com - Terserang flu memang terlihat bukan masalah besar. Namun di Amerika Serikat, infeksi virus influenza ini dapat menyebabkan puluhan ribu kematian.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah mencatat 342.000 kematian dari tahun 2010 hingga 2020.
Dari banyaknya kematian tersebut, apakah virus ini dapat dibasmi seutuhnya?
"Tidak," menurut ahli imunologi di Pusat Penelitian Primata Nasional Oregon. Mark Slifka.
Menurutnya, alasannya karena virus influenza terus bermutasi dan dapat menciptakan ribuan versi. Bila salah satu varian tidak beredar lagi, masih ada strain lainnya.
Setiap tahun, virus flu yang bermutasi memiliki kemampuan baru. Ini membuat ilmuwan harus mengembangkan atau 'meng-update' vaksin flu.
Supaya siap menghadapi musim flu, ilmuwan harus memprediksi varian mana yang akan dominan di musim berikutnya.
"Itu hanya tebakan. terkadang mereka tidak memprediksi secara tepat," sambung Slifka, dikutip Live Science.
Dalam beberapa tahun virus flu bermutasi secara cepat, hingga melampaui kemammpuan produsen vaksin. Jadi, bisa jadi ketika vaksin siap diberikan kepada masyarakat umum, efektivitasnya sudah menurun pada varian terbaru.
Terkadang, virus yang digunakan dalam vaksin flu bermutasi selama proses pembuatan. Artinya, virus tidak lagi 'cocok' dengan vaksin.
Karenanya, CDC menyebut efektivitas vaksin flu hanya berkisar antara 10 persen hingga 60 persen dari tahun ke tahun. Dengan kata lain, orang yang menerima vaksin flu tersebut memiliki peluang 10 hingga 60 persen lebih rendah untuk terkena flu.
Pada akhirnya, memberantas flu bukanlah satu-satunya tujuan yang berharga.
"Ini adalah standar yang tinggi. Saya tidak yakin kita perlu mencapainya untuk mendapat manfaat yang jelas," tanadasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental