Suara.com - Pisang merupakan sumber serat terbaik yang mengandung vitamin C, kalium dan vitamin serta mineral lainnya.
Sebuah studi baru oleh para peneliti di University of Leeds dan Newcastle University di Inggris, menunjukkan bahwa pati yang ditemukan dalam pisang hijau dan beberapa makanan lainnya berpotensi membantu mengurangi risiko beberapa jenis kanker.
Sebuah percobaan 20 tahun yang dilakukan di antara 900 pasien dengan Sindrom Lynch (LS), penyebab paling umum dari kanker kolorektal (usus besar) herediter. Tapi, 30 gram pati resisten dari pisang bisa memberikan efek perlindungan terhadap kanker.
Meski begitu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui pati resisten bisa menawarkan manfaat yang sama di antara populasi umum atau tidak.
Anda juga harus tahu bahwa pasien dengan sindrom Lynch lebih mungkin terkena kanker usus besar dan kanker lainnya pada usia lebih muda atau sebelum 50 tahun.
Profesor John Mathers dari Universitas Newcastle, mengatakan efek perlindungan dari pati resisten sangat baik untuk kanker gastrointestinal bagian atas, termasuk:
- Kanker lambung
- Kanker saluran empedu
- Kanker pankreas
- Kanker duodenum
"Temuan ini penting, karena saluran pencernaan bagian atas sulit didiagnosis dan seringkali tidak terdeteksi sejak dini," kata John Mathers dikutip dari News Week.
Mathers mengatakan bahwa pati resisten dapat mengurangi perkembangan dengan metabolisme asam empedu dan jenis asam empedu yang dapat merusak DNA, sehingga menyebabkan kanker. Tapi, penelitian lebih lanjut masih diperlukan.
Corinne Joshu, seorang peneliti kanker di Johns Hopkins Kimmel Cancer Center dan seorang ahli epidemiologi di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, menjelaskan bahwa pasien sindrom Lynch lebih berisiko mengalami kanker kolorektal dan beberapa kanker lainnya karena patogen germline.
Baca Juga: 5 Fakta Terbaru Penyakit Cacar Monyet: Ganti Nama Jadi Clade Virus Hingga Bisa Tulari Anjing
Temuan dalam studi terbaru bahwa suplemen pati resisten berbanding terbalik dengan kanker LS non-kolorektal, khususnya kanker GI atas.
Tapi, ia tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuh pati resisten untuk memberikan efek perlindungan. Karena, beberapa kanker berkembang selama bertahun-tahun dan manfaat perlindungan mungkin tidak segera terlihat.
Tappi, para peneliti dapat memeriksa dampak aspirin dan suplementasi pati resisten pada beberapa titik waktu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan