Suara.com - Seorang ibu telah memposting gambar mengejutkan putranya Tommy ke media sosial sebagai peringatan: jangan pernah memberi anak ibuprofen untuk meredakan gejala cacar air.
Ibu Inggris Verity melakukannya, dan konsekuensinya mengerikan dan hampir mematikan. Dia bilang dia membawa Tommy ke rumah sakit ketika suhu tubuhnya melonjak dan tidak bisa menahan makanan atau cairan.
"Seorang perawat laki-laki mengatakan kepada saya untuk membantu dengan suhu dia bisa mengonsumsi ibuprofen dan calpol bersama-sama," katanya kepada pengikut Facebook-nya.
“Saya mempertanyakan ini dan dia memberi tahu saya bahwa itu adalah 'kisah istri lama' dan Anda tidak boleh percaya semua yang Anda lihat di Google. Dia juga mengatakan 'sepanjang waktunya bekerja di rumah sakit dia tidak pernah melihat ibuprofen bereaksi terhadap cacar air.'”
"Beberapa jam berlalu sementara kami menunggu dokter memberi kami izin 24 jam dan saya melihat tanda di perut Tommy," katanya. “Saya menunjukkan kepada perawat dan dia mengatakan kepada saya bahwa itu bukan apa-apa, dan mungkin saja cacar air lagi. Kami meninggalkan rumah sakit dan kembali ke rumah.”
Verity mengatakan pada pukul 6 pagi keesokan harinya, Tommy telah mengalami memar di perutnya, tetapi pada pukul 8 pagi, memar ini menjadi hitam."
“Saya menelepon dokter saya yang segera menemui kami. Dia mengkonfirmasi dia terinfeksi dan menggambar di sekitar tanda untuk melihat apakah itu menyebar. Itu benar, dan pada jam 4 sore. seluruh perutnya bengkak, hitam dan biru.”
Dia kemudian diberi antibiotik dan cairan intensif, dan dokter memberi tahu Verity bahwa Tommy tidak boleh diberi ibuprofen.
"Jika dia mendapat satu dosis lagi, itu bisa berakibat fatal," dia memperingatkan.
Baca Juga: Tidak Sama, Inilah Perbedaan Cacar Monyet dengan Cacar Air Biasa
CPR Kids membagikan postingan Verity, dan mengatakan bahwa meskipun reaksi seperti itu jarang terjadi, itu tidak bisa dianggap enteng, dan dapat mengakibatkan infeksi jaringan lunak nekrosis seperti yang dialami Tommy.
Organisasi itu menyebutnya “kondisi serius yang mengancam jiwa yang membutuhkan perawatan segera agar tidak merusak kulit, otot, dan jaringan lunak lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!