Suara.com - Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang pria terkena Covid-19 parah, dari penyakit komorbid hingga kadar testosteron dalam tubuh.
Pria dengan kadar testosteron yang rendah, 2,4 kali lebih mungkin mengalami Covid-19 parah daripada yang kadar hormonnya dalam kisaran normal.
Menyadur The Health Site, kadar normal hormon testosteron pada pria adalah 300 hingga 1.000 nanogram per desiliter.
Sementara pria yang berisiko tinggi mengalami Covid-19 parah adalah mereka dengan tingkat testosteron di bawah 200 nanogram per desiliter, menurut sebuah studi.
Ilmuwan dari Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis, yang melakukan penelitian ini menyarankan kepada para pria dengan hormon testosteron rendah untuk meningkatkannya demi mencegah infeksi SARS-CoV-2 parah. Pencegahan ini dapat mengurangi beban rawat inap di rumah sakit.
Tanda kadar testosteron rendah
Berdasarkan laman Cleveland Clinic, kadar testosteron rendah merupakan kondisi di mana testis tidak menghasilkan cukup hormon tersebut.
Gejala testosteron rendah tergantung pada usia seseorang, namun umumnya berupa:
- Gairah seks rendah
- Disfungsi ereksi
- Menurunnya rasa sejahtera
- Suasana hati yang tertekan
- Kesulitan dengan konsentrasi dan memori
- Kelelahan
- Kemurungan dan lekas marah
- Kehilangan kekuatan otot
Profesor kedokteran di Universitas Washington, Abhinav Diwan, mengatakan bahwa rendahnya kadar testosteron masih menjadi masalah pada sepertiga pria di atas 30 tahun.
Baca Juga: Studi: Paparan Polusi Udara Jangka Panjang Berisiko Tinggi Menyebabkan Covid-19 Parah
Namun, Diwan mencatat bahwa penelitian ini bersifat observasional dan uji klinis diperlukan untuk mengetahui apakah meningkatkan kadar testosteron dapat mencegah pria dari Covid-19 parah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter