Suara.com - Pemeriksaan ultrasonografi atau USG jadi salah satu yang penting dilakukan oleh ibu hamil. Tapi selain itu, ternyata ada pemeriksaan lain yang juga perlu dilakukan, yakni tes skrining genetik.
"Tes skrining genetik itu memang bukan pemeriksaan wajib, tidak semua kehamilan harus melakukan tes ini. Tapi bisa disarankan oleh dokter jika ibu atau bapak mungkin memiliki riwayat kelainan genetik di keluarga," jelas dokter Jeffry Kristiawan pada kanal YouTube Tanyakan Dokter.
Ada beragam jenis kelainan genetik, di antaranya, autoimun, kelainan darah seperti leukemia dan thalasemia, maupun down sindrome. Kelainan itu terjadi secara alami akibat faktor gen yang diturunkan dari DNA ibu atau pun bapak.
Dokter Jeffry menyampaikan bahwa kelainan genetik itu bisa diketahui sejak anak masih dalam kandungan melalui tes skrining tersebut. Tujuannya untuk melihat kemungkinan adanya kecenderungan kelainan kromosom atau tidak.
"Lalu kapan skrining itu bisa dilakukan? Sebetulnya bisa dilakukan kapan saja. Tapi kalau risiko down sindrom bisa dilakukan di atas usia kehamilan 20 minggu, itu waktu yang ideal untuk melakukan skrining kelainan genetik," ujarnya.
Ada tiga kondisi yang disarankan ibu hamil lakukan skrining kelainan genetik, di antaranya:
1. Ibu hamil usia di atas 34 tahun
Jika ibu sedang hamil saat usia di atas 34 tahun disarankan untuk lakukan tes skrining genetik. Dokter Jeffry menjelaskan bahwa berdasarkan data penelitian ibu yang mengandung di atas usia tersebut memiliki kecenderungan meningkatkan risiko kelahiran bayi dengan kelainan genetik.
2. Ada anggota keluarga dengan kelainan genetik
Baca Juga: Telanjur Hamil, Angka Pernikahan Dini DIY Tinggi Selama Pandemi
Jika di antara anggota keluarga, baik dari pihak ibu atau bapak, ada riwayat kelainan genetik disarankan untuk menya.paikan hal tersebut kepada dokter saat kontrol kehamilan. Anggota keluarga yang dimaksud bisa berarti sepupu, orang tua, atau juga kakek dan nenek. Nantinya dokter akan menentukan apakah perlu dilakukan skrining kelainan genetik.
3. Jika pernah mengandung dan melahirkan bayi dengan kelainan genetik
Kondisi seperti itu sudah pasti akan diminta tes saat ibu kembali hamil. Setidaknya untuk melakukan pencegahan atau pemeriksaan awal. Selain itu, bila ibu pernah alami keguguran berulang juga disarankan lakukan skrining tersebut.
Berita Terkait
-
Jangan Anggap Sepele! Larangan Selama Kehamilan yang Sering Diabaikan
-
Makan Bergizi Gratis Jadi Andalan Tekan Stunting di Tamansari Bogor
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
5 Sabun Muka yang Aman untuk Ibu Hamil: Formula Lembut Bebas Zat Berbahaya
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?