Suara.com - Stunting alias anak lahir pendek dan kerdil memiliki dampak buruk bagi tumbuh kembang anak. Penelitian menyebut anak yang lahir stunting memiliki tinggi badan yang lebih pendek serta lingkar kepala yang lebih kecil.
Jika tidak ditangani, stunting bisa menurunkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia di masa depan. Karena itulah, peran dokter dan tenaga kesehatan layanan primer untuk melakukan deteksi dini semakin penting.
"Target pemerintah untuk menurunkan angka Stunting menjadi 14 persen di tahun 2024 harus dibantu oleh seluruh lapisan masyarakat," tutur dr. Gita Pratama, Sp.OG(K), M.RepSc, ketua Panitia Dies Natalis ke-72 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) tahun 2022, dalam keterangan yang diterima Suara.com.
Inilah yang membuat dalam rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-72 FKUI, panitia yang merupakan alumni fakultas kedokteran yang tergabung dalam ILUNI FKUI 1997 melakukan kegiatan bakti sosial eradikasi stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi dengan angka stunting yang tinggi. Karena itu ILUNI FKUI 1997 memilih berkegiatan di provinsi ini dengan tujuan agar dokter dan tenaga kesehatan bekerja lebih banyak di hulu menurunkan risiko dan dengan sendirinya akan menurunkan jumlah kasus baru stunting.
Kegiatan bakti sosial ini merupakan rangkaian aktivitas yang dimulai secara daring pada tanggal 22–28 Juli 2022 dengan melatih dokter dan tenaga kesehatan mengenai faktor-faktor risiko stunting untuk dapat mencegah stunting, yang didukung oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI).
Kegiatan pelatihan ini lalu dilanjutkan secara luring di provinsi Nusa Tenggara Timur. Kedatangan panitia diawali dengan pertemuan dengan perwakilan dari Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi NTT dan perwakilan dari Kelompok Kerja (Pokja) Penanganan dan Pencegahan Stunting NTT di kantor Gubernur NTT.
Dalam pertemuan tersebut Panitia mendapatkan penjelasan tentang permasalahan stunting yang ada di NTT dan kendala-kendala yang dihadapi pemerintah setempat dalam penanganan stunting. Panitia juga menjelaskan program pelatihan yang akan dilaksanakan di NTT.
"Bakti sosial yang kami lakukan berupa penyegaran dan pelatihan bagi para tenaga medis, khususnya para dokter di layanan primer dalam deteksi dini perkembangan janin selama kehamilan dan deteksi dini Stunting pada anak. Modul yang telah disusun oleh para dokter ILUNI FKUI 1997 akan diberikan secara daring berupa materi tertulis dan video sedangkan pelatihan akan diberikan secara luring. Modul ini merupakan modul awal yang akan terus kami perbarui dan kembangkan sesuai kebutuhan," terang dr Gita lagi.
Pelatihan pencegahan stunting secara luring kemudian diselenggarakan di Kabupaten Timor Tengah Selatan pada tanggal 1 Agustus 2022 di Kota Soe untuk lebih meningkatkan keterampilan peserta pelatihan melakukan pemeriksaan skrining ultrasonografi risiko stunting pada ibu hamil dan skrining anthropometri oleh dokter dan tenaga kesehatan.
Pada tanggal 2 Agustus 2022, kegiatan berlangsung di posyandu dan puskesmas Kecamatan Kolbano, terdiri dari skrining USG, anthropometri bayi dan balita, diakhiri dengan pemberian sembako.
Dalam kesempatan ini ILUNI FKUI 1997 menyerahkan bantuan pemeriksaan alat-alat anthropometri dan laptop kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan, yang merupakan upaya digitalisasi pemeriksaan dimana pengembangan sistem ini adalah kerjasama DoctorTool dan Klinik Satelit UI Makara.
"Pengukuran tinggi dan berat badan yang akurat serta pengenalan dini risiko stunting adalah kunci keberhasilan menurunkan stunting, yaitu dengan mencegah kasus baru terjadi sampai tahun 2024. Karena itu pengukuran akurat secara digital sangat penting. Dengan fasilitas telemedicine, pengukuran tersebut dapat diobservasi real time dari jauh agar segera dapat diberikan umpan balik," ujar dr. Trevino A. Pakasi, FS, MS, Ph.D, Sp.DLP, FISPH, FISCM, Sp.KKLP, ketua seksi pengabdian masyarakat Panitia Dies Natalis FKUI ke-72.
Berita Terkait
-
Situasi Memanas, Dekan FKUI Ingatkan Alumni: Medsos Bukan Tempat Adu Domba
-
Film Tentang MBG Tuai Kecaman Aktivis NTT: Kami Tak Pernah Ngemis Makanan!
-
Berburu hingga Masuk Timor Leste, WNI Asal Belu NTT Tewas Diduga Ditembak
-
Satu Warga Tewas Tertembak, WNI Diminta Tak Berburu Hewan Sampai ke Timor Leste
-
Gunung Lewotobi Laki-laki kembali erupsi
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien