Suara.com - Cerebral Palsy merupakan penyakit yang hingga saat ini masih menjadi kekhawatiran di bidang kesehatan. Seperti yang diketahui cerebral palsy merupakan gangguan yang mempengaruhi perkembangan gerakan dan postur, sering disertai dengan gangguan sensasi, persepsi, kognisi, dan perilaku seseorang.
Dikatakan, cerebral palsy telah memengaruhi sekitar 17 juta orang di seluruh dunia. Penyakit yang satu ini juga masih sulit diatasi karena belum adanya obat khusus untuk mengatasinya. Sebab pentingnya penyakit ini, dibuatlah Hari Cerebral Palsy Sedunia.
Melansir laman News18, Aliansi Cerebral Palsy mengakui 6 Oktober sebagai Hari Cerebral Palsy Sedunia. Peringatan hari ini untuk membuat masyarakat mengetahui dampak dari penyakit cerebral palsy, khususnya pada bayi dan anak-anak.
Sejarah
Awal mula terbentuknya Hari Cerebral Palsy sendiri bermula oleh Dr. William John Little pada 1810 yang mempelajari penyakit cerebral palsy. Setelah itu pada 1932, seseorang bernama Harry Jennings membangun sebuah kursi roda modern untuk meningkatkan kemampuan orang-orang dengan gangguan motorik.
Setelah itu, pada 1948, dibentuk United Cerebral Palsy Association. Organisasi tersebut ditujukan untuk membantu para penderita cerebral palsy. Bantuan yang diterima tidak hanya berupa perawatan, tetapi juga pendanaan.
Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit melakukan studi Cerebral Palsy besar pertama di AS. Studi dilakukan untuk memahami lebih dalam dampak dan gangguan penyakit tersebut. Hingga di tahun 2012 Aliansi Cerebral Palsy menetapkan 6 Oktober sebagai Hari Cerebral Palsy Sedunia.
Tujuannya untuk menyatukan orang-orang yang hidup dengan cerebral palsy, keluarga, pendukung, dan organisasi mereka di lebih dari 100 negara. Peringatan hari ini juga untuk bisa memastikan orang dengan cerebral palsy memiliki hak, akses serta kesempatan yang sama.
Menurut situs resmi World Cerebral Palsy Day, peringatan satu ini juga untuk mengampanyekan serta merangkul semua keragaman untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Baca Juga: ASEAN Para Games 2022: Gilas Kamboja 7-1, Tim Sepak Bola CP Indonesia Tempati Puncak
Di samping itu, untuk cerebral palsy sendiri biasanya terjadi pada anak-anak. Mengutip Mayo Clinic, gangguan ini yang memengaruhi gerakan dan tonus otot atau postur tubuh. Kondisi ini disebabkan kerusakan otak yang belum siap untu berkembang saat bayi belum lahir.
Kondisi cerebral palsy ini juga bisa menyebabkan seseorang mengalami cacat, epilepsi, bahkan kebutaan hingga tuli.
Gejala yang timbul pada cerebral palsy beragam. Hal ini karena kondisi ini dapat menimbulkan gejala yang berbeda pada setiap orang. Gejala-gejala yang timbul biasanya meliput gangguan gerak, gangguan bicara dan makan, perkembangan, serta masalah-masalah lainnya.
Tag
Berita Terkait
-
Hati-hati, Kondisi Bayi yang Sangat Lemas dan Terkulai Bisa Menjadi Gejala Cerebral Palsy
-
ASEAN Para Games 2022: Hadapi Thailand di Final, Timnas Sepak Bola CP Indonesia Manfaatkan Dukungan Suporter
-
ASEAN Para Games 2022: Cerita Timnas CP Indonesia Rela Kurangi Pemain Setelah Kamboja Kehabisan Orang
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?