Suara.com - Keterlibatan perempuan di bidang teknologi kesehatan semakin besar. Tidak sedikit perempuan yang menjadi CEO dan Founder perusahaan teknologi kesehatan dengan segudang inovasi demi kesehatan masyarakat.
Inilah yang menjadi alasan diluncurkannya Komunitas Health-Women In Tech pada gelaran Indonesia Digital Medic Summit (IDMS) 2022. Komunitas ini akan menjadi forum pembelajaran praktik terbaik terkait pengambilan keputusan sekaligus meningkatkan kontribusi perempuan di bidang digitalisasi kesehatan.
“Pada industri non kesehatan, perempuan yang menguasai teknologi dan menggunakannya dalam pekerjaan sehari-hari mungkin sudah banyak. Hal ini sedikit berbeda di dunia kesehatan, yang mungkin pengambilan keputusannya lebih menantang karena berhubungan dengan pasien. Dengan terbentuknya Komunitas Health - Women In Tech ini, diharapkan dapat menjadi jembatan dan ekosistem bagi para perempuan di industri kesehatan saling belajar dan berbagi pengalaman,” kata Chairman IDMS 2022 dr. Rosita Rivai dalam keterangan yang diterima Suara.com.
Pada talkshow Health-Women In Tech Empower Women to Reimagine Health by Revolutionize Technology Together, Rabu, 19 Oktober 2022, Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Tiomaida Seviana Hasmidawati Hasugian menyatakan pihaknya kini tengah berfokus pada transformasi teknologi kesehatan sebagai bagian dari 6 pilar Transformasi Penopang Kesehatan Indonesia. Transformasi teknologi kesehatan mendukung transformasi layanan primer, rujukan, sistem ketahahan kesehatan, pembiayaan dan SDM.
Salah satu implementasinya adalah pengembangan Citizen Health App (CHA) yang akan menyimpan data kesehatan pribadi masyarakat yang digunakan saat berobat, sehingga rekam medis terintegrasi dan aman.Aplikasi itu akan dikembagkan dari aplikasi PeduliLindungi yang saat ini telah digunakan 102 juta pengguna aktif dan 8 juta pengguna aktif sehari-hari.
“Sesuai arahan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, data kesehatan harus menopang layanan, bukan hanya menjadi bahan laporan,menjadi dasar pengambilan keputusan dan kebijakan,” kata Tiomaida.
Sementara itu pendiri Kitras dr. Grace Cielia, MKK menjelaskan, platform Kitras terus dikembangkan sebagai wahana edukasi atau learning management system (LMS) serta survey mandiri.
”Kami ingin berkontribusi dalam ekosistem digitalisasi kesehatan Indonesia. Komunitas Digital Medis Indonesia adalah sebuah forum untuk mendukung terus berkembangnya digitalisasi kesehatan di Indonesia. Untuk itu kolaborasi dengan seluruh pihak menjadi sangat penting guna mendorong percepatan digitalisasi kesehatan di Indonesia,” kata Grace.
Sebagai health on demand platform online, Kitras.live akan menghadirkan IDMS 2022 sepanjang tahun, seluruh talkshow dan pameran bisa terus diakses oleh seluruh mitra maupun masyarakat setelah acara berakhir di kitras.live. Para mitra pun dapat selalu terhubung dengan konsumen yang disasarnya dengan menampilkan katalog digital dan produk-produk terbaru yang dapat diperbaharui.
Baca Juga: Melihat Ragam Teknologi Kesehatan Terbaru di Indonesia Hospital Expo
Sejumlah mitra yang tergabung dalam IDMS 2022 berasal dari perhimpunan dan perusahaan teknologi, serta start up di antaranya Aliansi Telemedik Indonesia (Atensi), Perkumpulan Tenaga Informatika Rumah Sakit (Petirs), Perhimpunan Kedokteran Digital Terintegrasi Indonesia (Predigti), Sysmex, BotMD, BitHealth, Good Doctor serta Ergotron. Ditargetkan pameran serta talkshow akan dihadiri sedikitnya 2.000 peserta yang hadir secara luring dan daring.
Selain peluncuran komunitas Health - Women In Tech, pada IDMS 2022 terdapat diskusi tentang topik-topik digitalisasi kesehatan yang sedang berkembang saat ini, misalnya rekam medik elektronik. Pada diskusi Percepatan Tranformasi Digital di RS pasca PMK 24 Tahun 2022, Hananiel Prakasya Widjaya (Kortex Indonesia) menyatakan pasca penerbitan Peraturan Menteri Kesehatan No 24 Tahun 2022 tentang rekam medik elekronik (RME), mewajibkan fasilitas layanan kesehatan wajib menerapkan RME.
“Peraturan ini menjadi tantangan menuju transformasi digital, salah satu kuncinya adalah kepemimpinan yang mampu mengambil keputusan untuk melakukan perubahan. Digitalisasi akan mendatangkan pengalaman pasien, kualitas layanan, meningkatkan komitmen pengguna serta memacu tarif semakin,” kata Hans.
Berita Terkait
-
Beda Gaji Nadiem Makarim saat Jadi CEO Gojek vs Menteri Jokowi, Lebih Besar Mana?
-
Unilever Akan Copot Puluhan Petinggi, Bagian dari Perombakan Besar-besaran
-
Usai CEO Selingkuh, Nestle Hadapi Krisis Kinerja Penjualan
-
Siapa Dandi? Kematiannya di Makassar Bikin CEO Grab Anthony Tan Turun Gunung
-
CEO Grab Turun Tangan! Dandi, Driver Ojol Korban Demo Makassar Jadi Perhatian Utama
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?