Suara.com - Video dan foto tragedi Itaewon masih beredar di media sosial. Dalam dokumentasi, terlihat banyak orang tak sadarkan diri hingga kondisi pengunjung yang terjepit.
Mengenai hal ini, asosiasi dokter spesialis psikiatri dan perawat Korea Selatan langsung mendesak publik untuk berhenti berbagi video dan foto dari tempat kejadian. Sebab, ada risiko bahaya bagi kejiwaan yang mengintai.
Dilansir Koreaboo, hal ini disebut dapat menyebabkan banyak trauma psikologis. Teguran dan peringatan tersebut dikeluarkan Asosiasi Neuropsikiatri Korea dalam sebuah pernyataan darurat pada 30 Oktober 2022.
"(Bencana Itaewon) telah menyebabkan orang mengalami trauma psikologis luar biasa karena hilangnya nyawa dalam keadaan darurat Itaewon. Kami mengeluarkan pernyataan berikut untuk mencegah trauma psikologis lebih lanjut yang disebabkan oleh bencana ini," tulia mereka.
Asosiasi Neuropsikiatri Korea mengatakan, jika mendistribusikan video dan foto tempat kejadian pada saat kecelakaan tanpa penyaringan harus dihentikan. Tindakan tersebut dapat merusak reputasi almarhum dan korban dan menyebabkan kerusakan sekunder dan tersier.
Ini, kata organisasi tersebut juga dapat menyebabkan trauma psikologis bagi banyak orang. Disarankan untuk menahan diri dari menonton adegan atau berita secara berlebihan, karena dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang.
Mereka juga menekankan perlunya menahan diri untuk tidak mengungkapkan kebencian terhadap situasi tersebut. Ujaran kebencian secara online selama bencana dapat memperburuk trauma keluarga yang ditinggalkan dan mereka yang berada di tempat kejadian, membawa rasa sakit yang luar biasa, dan dengan demikian menghambat pemulihan mereka.
Kebencian dan stigma ini, lanjut mereka menciptakan konflik sosial dan tidak membantu menyelesaikan situasi. Media harus melindungi hak asasi individu, seperti menghormati privasi korban saat melaporkan dan berusaha untuk tidak menimbulkan kebingungan atau kecemasan sosial.
Penting juga untuk memberi tahu orang-orang yang menderita kesulitan kesehatan mental tentang informasi yang benar dan organisasi yang dapat membantu mereka
"Ini adalah situasi yang membutuhkan dukungan kesehatan mental skala besar, karena kejutan besar diharapkan terjadi pada banyak orang, termasuk keluarga dan kenalan yang ditinggalkan, yang terluka dan keluarga mereka, saksi mata, dan personel tanggap pertama. Seperti dalam kasus bencana nasional seperti bencana feri Sewol dan pandemi COVID-19, diperlukan kerjasama para ahli," ungkap mereka.
Seperti yang diketahui, sekitar pukul 22:15 waktu Korea pada tanggal 29 Oktober 2022, kecelakaan berskala besar terjadi di Itaewon. Saat ini, lonjakan massa Itaewon telah menewaskan 154 orang dan melukai 132 orang. Dari 132 orang terluka, 36 orang masih dalam kondisi kritis.
Berita Terkait
-
Unik! Dhika Himawan Hamil, Brandon Salim Umumkan Lewat Kostum Halloween
-
Kocak! Amanda Manopo dan Kenny Austin Cosplay Jadi Sumo hingga Mario Bros
-
Heidi Klum Jadi Medusa untuk Halloween 2025, Ular di Kepalanya Bergerak!
-
Apa Itu Jibaro? Kostum yang Dipakai Lisa BLACKPINK di Halloween 2025
-
Potret Lisa BLACKPINK Jadi Sirene Emas Jibaro di Halloween 2025, Kostumnya Bikin Takjub!
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?