Suara.com - Tersangka kasus suap dan gratifikasi sebesar Rp 1 miliar, Gubernur Papua Lukas Enembe alami serangan stroke 4 kali sebelum diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Akibat serangan stroke berulang ini, penyidik KPK terpaksa mendatangi kediaman pribadi Lukas di Koya Tengah, Jayapura.
Stroke adalah kondisi terjadinya gangguan atau berkurangnya pasokan darah ke otak, bisa disebabkan akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Dalam acara diskusi beberapa waktu lalu, Ketua Indonesian Stroke Society dr. Adin Nulkhasanah, SpS, MARS membenarkan jika stroke berulang bisa menyebabkan kecacatan bahkan kematian.
"Jika kecacatan akibat serangan stroke yang pertama masih bisa jalan, maka kecacatan akibat serangan stroke kedua mungkin jalannya harus pakai tongkat," ujar dr. Adin.
Jadi wajib hukumnya, orang dengan riwayat serangan stroke menjaga kesehatan atau faktor risiko penyebab kekambuhan.
Berikut ini tiga cara mencegah serangan stroke kedua, mengutip Hopkins Medicine, Kamis (3/11/2022).
1. Berhenti Merokok
Meskipun sangat banyak penyakit yang disebabkan dan diperparah karena rokok. Namun untuk penyakit stroke bisa sangat berbahaya karena menyebabkan pembuluh darah di otak mengalami tekanan, dan memperparah kondisi penderita stroke.
Baca Juga: Firli Bahuri Jabat Tangan Lukas Enembe, Eks Pegawai KPK: Bentuk Perlakuan Istimewa
2. Rutin Mengkonsumsi Obat
Tidak rutin atau bahkan berhenti mengonsumsi obat stroke bisa menyebabkan risiko kekambuhan serangan stroke berulang.
Menurut penelitian pasien dengan penyakit arteri koroner yang hanya mengonsumsi 75 persen atau kurang dari seharusnya jatah obat yang dikonsumsi, berisiko empat kali lebih tinggi mengalami stroke.
3. Mengatur Pola Makan Sehat
Hal ini sebagaimana penelitian yang dilakukan Johns Hopkins, yang menunjukan bahwa pasien stroke bisa tercegah mengalami serangan kedua dengan pola makan yang baik.
Penelitian menyarankan pola makan yang bisa dibentuk jadi kebiasaan, seperti pola makan kaya buah dan sayur, yang bisa menurunkan 21 persen risiko serangan stroke.
Berita Terkait
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
KPK Usut Hasil Sewa Apartemen Lukas Enembe, Kemana Mengalir Dana Korupsi Papua Rp1,2 T?
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Divonis Stroke, Kak Seto Ngeyel Disuruh Dokter Istirahat 2 Bulan: Nggak Nendang Rasanya!
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?