Suara.com - Kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak kian menurun. Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. M Syahril mengatakan, berdasarkan data per 6 November malam, tidak ada penambahan kasus.
Bukan hanya penambahan kasus, dr. Syahril menambahkan, kabar baik ini juga diikuti dengan tidak adanya laporan kematian pada 6 November lalu.
“Jadi sangat bersyukur kita pada tanggal 6 November update-nya, tidak ada kasus yang terlapor, baik itu kasus baru maupun yang kasus lama, termasuk angka kematiannya,” ucap dr. Syahril dalam konferensi pers secara virtual, Senin (7/11/2022).
Sementara itu, untuk jumlah kasus secara keseluruhan per 6 November tercatat sebanyak 324. Kondisi ini terjadi di 28 provinsi di Indonesia.
Tidak adanya kenaikan kasus kembali ini juga sejalan dengan pelarangan penggunaan obat sirup pada 18 Oktober lalu. Menurut dr. Syahril, angka penambahan kian menurun hingga akhir Oktober. Sementara pada awal November hanya terjadi 1 kasus dan saat ini belum ada penambahan kembali.
“Dari 18 (Oktober) itu pasien sudah mulai turun terus ya dan alhamdulillah pada bulan November awal pasien ini hanya 1 atau bahkan hari ini tidak ada pasien lagi yang bertambah maupun juga yang meninggal,” jelas dr. Syahril.
Di sisi lain, didatangkannya antidotum Fomepizole juga menjadi faktor angka kematian yang menurun. Berdasarkan keterangan dr. Syahril, pasien-pasien yang dirawat setelah didatangkannya obat Fomepizole menunjukkan kondisi yang lebih baik.
‘Dengan mendatangkan antidotum maka pasien-pasien yang sedang dirawat itu mengalami perbaikan yang sangat signifikan dan banyak yang sembuh,” sambungnya.
Kasus gangguan ginjal akut misterius yang kian menurun ini menurut dr. Syahril menjadi kabar yang membanggakan. Ia juga senang dengan reaksi yang cepat untuk menangani permasalahan gangguan ginjal akut tersebut.
Baca Juga: Bali Nomor 3 Tertinggi Kasus Ginjal Akut Pada Anak, Kemenkes Minta Waspada
Terkait penggunaan obat sirup, Kemenkes telah mengeluarkan petunjuk untuk penggunaan obat yang aman kepada dinas kesehatan, fasilitas layanan kesehatan, dan organisasi profesi kesehatan.
Terdapat sebanyak 156 obat sirup yang telah dinyatakan aman dan dapat digunakan. Sementara itu, sebanyak 12 obat boleh digunakan dengan monitoring terapi dari tenaga kesehatan.
Meski demikian, dinas kesehatan juga tetap diminta melakukan pengawasan terkait pembelian obat oleh apotek dan tenaga kesehatan di wilayah masing-masing.
“Dinas kesehatan provinsi hingga sampai kabupaten dan kota diminta untuk melakukan pengawasan juga secara ketat pembelian obat oleh apotek dan tenaga kesehatan di wilayah masing-masing, termasuk klinik, apotek, maupun toko obat,” pungkas dr. Syahril.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?