Suara.com - Bullying atau perundungan merupakan salah satu fenomena yang sayangnya, dapat Anda temuan dengan mudah di mana saja, tidak terkecuali di lingkungan sekolah. Belakangan ini, viral istilah bully proof. Apa itu bully-proof?
Tindakan ini biasanya dilakukan secara berulang oleh salah satu pihak dengan tujuan menjatuhkan pihak lain. Perundungan dapat dilakukan baik secara verbal melalui tindakan fisik maupun verbal berupa olok-olokan.
Bagi anak kecil, selain melindungi mereka dari korban bully, akan lebih jika Anda juga mengajarkan bully-proof sehingga mereka juga tidak menjadi pelaku bullying.
Dilansir dari laman parent circle, berikut cara mengajarkan anak Anda tentang bully-proof dan bagaimana seharusnya hal ini dijauhi, pun cara mengatasinya.
1. Bangun rasa percaya diri
Salah satu cara paling efektif melawan pelaku intimidasi adalah bertindak percaya diri. Pasalnya, pelaku bullying akan merasa senang jika korbannya kalah. Alhasil, mereka akan kembali mengganggu seseorang yang tidak percaya diri.
Jadi, penting untuk mengajarkan kepercayaan diri pada Anak sehingga anak Anda bisa mendorong mundur pelaku bullying.
2. Membuat sistem pertemanan
Cara satu ini dilakukan untuk meminimalisir sendirian di tempat di mana pengganggu biasa menargetkan korbannya. Dengan menemukan teman bergaul baru di lingkungan sekolah, kecil kemungkinan pelaku intimidasi akan mengisolasi anak Anda.
Baca Juga: Galak! Ganjar Pranowo Peringatkan Keras Guru Agar Tak Bully Murid
3. Ajari mengelola emosi
Salah satu cara mengalahkan pembully adalah dengan tetap bersikap tenang. Jika pelaku bullying melihat korbannya kesal atau takut, mereka akan semakin termotivasi mengganggu anak Anda. Tanamkanlah padanya bahwa selalu ada kekuatan untuk tidak lemah saat dipojokkan oleh pelaku.
4. Bantu dia belajar bersikap tegas
Anak Anda harus belajar membela dirinya sendiri tanpa berkelahi. Tujuannya adalah membuat pelaku bullying meninggalkan anak Anda sendirian. Pasalnya, membalas pelaku intimidasi dengan cara yang sama mereka gunakan hanya akan memperburuk situasi.
5. Libatkan dia dalam kegiatan kelompok
Bantu anak Anda dalam mengidentifikasi bakat dan minatnya, lalu dukunglah mereka saat melakukannya. Dorong dia untuk berpartisipasi dalam kegiatan dengan kelompok yang minatnya sama.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis