Suara.com - Di Indonesia, jumlah penderita diabetes terus meningkat dari 10,7 juta pada tahun 2019 menjadi 19,5 juta pada tahun 2021 yang menduduki peringkat ke-5 dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia dan diperkirakan mengalami peningkatan menjadi 28,6 juta pada tahun 2045.
Hal yang lebih mengkhawatirkan, saat ini penyakit tidak menular tersebut semakin banyak diderita oleh usia produktif, bahkan anak-anak muda. Menurut data International Diabetes Federation (IDF), satu dari lima pasien diabetes berusia kurang dari 40 tahun.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Rudy Kurniawan, SpPD, DipTH, MM, MARS menjelaskan, kondisi ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya gaya hidup kekinian yang sering mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula berlebih serta kurangnya olahraga, sehingga berisiko terkena diabetes.
"Konsumsi gula berlebih sangat berkontribusi terhadap tingginya asupan kalori yang dapat meningkatkan diabetes. Namun bukan berarti masyarakat sama sekali tidak boleh mengonsumsi gula," kata dia dalam acara Kampanye #BatasiGGL bersama Nutrifood pada Kamis (17/11/2022).
Berkaitan dengan fakta ini, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI, Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes mengatakan jika anak muda usia produktif sangat penting untuk memiliki kesadaran tentang pencegahan diabetes.
"Pencegahan diabetes pada anak muda adalah hal penting yang harus kita lakukan untuk bisa menciptakan generasi penerus kita lebih baik, menjadi manusia yang produktif dan berdaya saing," ujarnya.
Salah satunya adalah dengan membatasi konsumsi gula, garam dan lemak (GGL) harian. Batas mengonsumsi gula harian yaitu 52,5 gram per hari, itu setara dengan empat sendok makan. Kemudian, mengonsumsi garam hanya satu sendok teh, yaitu 2.000 miligram natrium per hari, dan lemak/minyak lima sendok makan, yaitu 72 gram.
"Konsumsi gula yang lebih dari 50 gram perhari dapat mengakibatkan insulin menjadi resisten, yaitu tidak mampu menjalankan tugasnya dalam metabolisme gula menjadi energi, menyebabkan terjadi peningkatan kadar gula dalam darah sehingga meningkat pula risiko terjadinya obesitas dan diabetes melitus," ujar dr. Eva.
Diabetes sendiri merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Penyakit ini sangatlah mengkhawatirkan karena merupakan Mother of Diseases karena menyebabkan munculnya kompilasi berbagai penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, kebutaan serta komplikasi berbagai organ lainnya.
Baca Juga: Tak Hanya Makanan Manis yang Menjadi Penyebab Diabetes, Ini Penjelasan Dokter
Karena itu, Individu dengan riwayat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah Puasa (GDP) terganggu atau kelompok pre-diabetes perlu lebih memerhatikan diri dan menerapkan pola hidup sehat salah satunya dengan memperhatikan asupan makanan dan minuman, agar kondisi mereka tidak berlanjut menjadi diabetes melitus.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!