Suara.com - Hasil survei yang dilakukan Johns Hopkins Center for Communication Programs (JHCCP) sejak Mei 2021 mengungkap, masih ada 34 persen warga Indonesia yang ngotot menolak vaksinasi COVID-19.
Douglas Storey dari JHCCP menjelaskan, survei dilakukan pada 14 juta responden lewat media sosial Facebook. Kelompok umur 55 tahun ke atas adalah yang paling banyak menolak vaksinasi COVID-19, dengan persentase sebesar 40 persen.
Lalu apa alasan sebagian warga Indonesia menolak, atau sedikitnya skeptis dengan vaksin COVID-19? Jawabannya adalah, karena Indonesia merupakan negara besar yang penuh keragaman.
JHCCP sendiri mencatat setidaknya ada tiga alasan yang paling banyak diutarakan soal ketidaksediaan divaksinasi. Alasan utama adalah keraguan terhadap keamanan vaksin.
Berikutnya, mereka menolak karena ingin menunggu dan melihat, lalu khawatir soal biaya, alasan agama, dan tak jarang pula yang merasa yakin mereka tidak butuh vaksin.
Di lapangan, tantangan itu menjadi lebih variatif lagi. Hal ini dirasakan Hasnawati, salah satu agen perubahan yang tergabung di dalam program Breakthrough ACTION for COVID-19, program kerja sama antara Kementerian Kesehatan dengan USAID.
Penyuluh agama Desa Baji Minasa, Bantaeng, Sulawesi Selatan (SulSel) itu mengaku, ia memiliki cara tersendiri bagaimana mensukseskan program vaksinasi untuk kaum lansia.
"Saya sih selalu menekankan sisi agama bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Bahwa dalam tubuh sehat terdapat juga jiwa yang sehat,” kata Hasnawati.
Ia juga mengaku terus memberikan motivasi agar warga menjadi perilaku hidup sehat, apalagi di masa pandemi Corona.
Baca Juga: Sempat Terhenti, Sentra Vaksinasi Covid-19 Kota Bogor Kembali Buka
“Saya katakan, kita harus meningkatkan imunitas untuk menangkal berbagai penyakit yang menyerang tubuh. Untuk COVID-19, itu dilakukan dengan vaksinasi, baik dosis pertama, kedua dan booster,” kata Hasnawati, yang terpilih sebagai salah seorang dari tiga kader perubahan terbaik Bantaeng.
Dengan cara itu, menurut dia, masyarakat binaan bisa memahami pentingnya menjaga kesehatan. Selain itu, di kabupaten Bantaeng, ada juga Syamsiah atau yang lebih akrab dipanggil ibu Chacy, seorang kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) lansia yang berusia 49 tahun.
Ibu Chacy menyadari pada dasarnya masyarakat dan kalangan lansia cukup aktif mengikuti perkembangan informasi tentang COVID-19, lewat media sosial maupun You Tube.
Namun ketika ia melakukan pendekatan personal dan pendampingan langsung kepada kelompok masyarakat tersebut, ia merasa kalangan lansia menjadi lebih mudah tergerak dan terbuka untuk mau melengkapi vaksinasi serta tetap taat protokol kesehatan.
Disampaikan tantangan kekhawatiran kalangan lansia adalah jika lansia memiliki penyakit (komorbid). Namun, Ia selalu menyarankan agar mereka didampingi keluarga bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan sebelum mendapatkan vaksinasi.
Namun, usaha para agen perubahan di Bantaeng, sepertinya menuai hasil yang memuaskan. Terbukti kini pencapaian vaksinasi COVID-19 tahap pertama di Kabupaten Bantaeng mampu mencapai angka 84,46 persen dengan 208.960-an peserta.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan