Suara.com - Kunyit termasuk rempah khas Indonesia yang sering dimanfaatkan sebagai ramuan herbal untuk menjaga kesehatan. Misalnya saja, jamu kunyit asam produksi rumahan yang masih mudah ditemui.
Kunyit memang punya segudang manfaat bagi tubuh manusia, salah satunya sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas. Namun, sifatnya yang sulit larut dalam air bisa membuat fungsinya kurang optimal bila diproses kurang tepat.
Apoteker dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Dewi Setyaningsih menjelaskan, dengan memanfaatkan teknologi immunoturmeric, proses pengolahan kunyit jadi suplemen kesehatan bisa lebih optimal.
"Kurkumin memiliki potensi besar untuk mengobati berbagai penyakit, dalam produk Immunoturmeric menggunakan teknologi terapan dengan pendekatan Dispersi Padat untuk ekstrak kunyit untuk memberikan nanodispersi kurkumin sehingga meningkatkan kelarutan nyata dan meningkatkan biovailabilitas kurkumin,” jelas Dewi dalam konferensi pers peluncuran suplemen Immunoturmeric kunyit dari Herbalife Nutrition di Jakarta, Kamis (15/12/2022).
Dalam proses pembuatan Immunoturmeric menerapkan teknologi nano untuk mengubah kurkumin yang diekstrak dari kunyit menjadi partikel lebih kecil agar mudah larut dan diserap yang lebih baik di dalam tubuh.
Turut andil dalam pembuatan suplemen tersebut, Dewi menjelaskan kalau setiap kapsul Immunoturmeric terdiri dari 336mg rimpang curcuma domestica dalam partikel berukuran sangat kecil.
"Hanya menggunakan bahan-bahan alami, tidak mengandung pewarna makanan atau penyedap tambahan," imbuhnya.
Bahan utama yang digunakan berupa kurkumin yang merupakan senyawa dalam ramuan kunyit dan telah lama digunakan untuk kualitas antioksidan dan anti-inflamasi, serta kemampuannya untuk mengatur fungsi kekebalan tubuh.
Pengembangan teknik obat tradisional tersebut dapat dukungan pula dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca Juga: Peneliti: Sulawesi Utara Kaya Tumbuhan Obat Herbal
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM Reri Indriani menyatakan bahwa riset obat bahan alam dengan memanfaatkan perkembangan iptek memang perlu terus dilakukan.
"Kami berharap ke depan semakin banyak pengembangan dan produksi obat bahan alam inovatif untuk mendukung kemandirian dan kedaulatan kesehatan bangsa Indonesia dan selanjutnya mampu go international,” kata Reri.
Sementara itu, senior Director & Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia Andam Dewi juga mengatakan kalau konsumen kini lebih banyak mengonsumsi suplemen nutrisi untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh.
Dalam Asia Pacific Personal Habits Survey 2022 yang dilakukan Herbalife Nutrition kepada 5.500 konsumen di seluruh kawasan Asia Pasifik, terungkap bahwa hampir seperempat responden pernah mengalami sistem kekebalan yang lebih lemah selama pandemi.
Survei itu juga menemukan bahwa mendukung kekebalan tubuh secara umum menjadi alasan utama untuk meningkatkan konsumsi vitamin dan suplemen selama pandemi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan