Suara.com - Makanan cepat saji atau junkfood tengah jadi perhatian banyak dokter anak saat ini. Pasalnya, makanan tersebut menyebabkan banyak anak kini alami gangguan metabolisme lantaran terlalu sering konsumsi junkfood.
"Junkfood ini bukan hanya masalah Indonesia saja, tapi di seluruh dunia. Bahkan di Amerika Serikat sekitar 67 persen anak-anak dan remaja konsumsi junkfood. Dan ini terkait dengan nanti berhubungan masalah penyakit degeneratif, sindrom metabolik," kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarsa saat media briefing virtual, Selasa (17/1/2023).
Penyakit yang banyak dialami anak-anak saat ini jadi serupa orang dewasa, lanjut dokter Piprim. Seperti, obesitas, diabetes, hingga hipertensi.
"Itu sudah mulai terjadi pada usia remaja yang tadinya pada orang yang sudah besar, sudah tua," ujarnya.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Gastro-Hepatologi IDAI Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A(K)., menjelaskan penyebab junkfood termasuk makanan tidak sehat. Meski dampak kesehatannya tidak terjadi secara langsung, namun bila dikonsumsi berlebihan dan terus menerus, maka berbagai penyakit bisa timbul.
"Junkfood ini dia macam-macam ya, terutama kandungan paling sering itu banyak lemaknya atau karbohidrat saja, kurang seimbang. Tidak cukup serat, tidak ada protein, mineral," jelasnya pada acara yang sama.
Kebanyakan anak-anak yang sering konsumsi junkfood pasti bertubuh gemuk. Akan tetapi, dokter Muzal menegaskan bahwa gemuk yang dialami anak tersebut jelas tidak sehat.
Biasanya anak yang gemuk dan sering makan junkfood bahkan mengalami anemia atau kurang darah. Serta sistem imun yang lemah.
"Kalau banyak makan junkfood gemuk karena tinggi karbo, manis berlebihan. Dia gemuk tapi kadang-kadang dia anemia, kurang darah karena zat besi kurang. Sistem imun yang lain juga kurang karena zinc dan magnesium kurang. Jadi mudah sekali sakit," tuturnya.
Tubuh gemuk itu disebabkan karena kandungan karbohidrat dan lemak jenuh yang terlalu tinggi pada junkfood. Setelah dikinsumsi dan diproses dalam tubuh, makanan tersebut pada akhirnya akan menyebabkan kolesterol menjadi tinggi.
"Banyak anak-anak yang karena junkfood menjadi kolesterol, perlemakan hati, itu gangguan metabolisme," terangnya.
Dokter Muzal juga mengingatkan kepada para orang tua agar tidak perlu menargetkan anak-anaknya bertubuh gemuk sebagai tanda sehat dan lucu. Terpenting, lanjutnya, anak harus sehat dengan cukup gizi seimbang serta tumbuh dan berkembang sesuai usianya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda