Suara.com - Berita meninggalnya pemeran Koh Ahong di sinetron Si Doel Anak Sekolahan, Salman Al Farisi membuat publik penasaran dengan fenomena koma yang dialaminya selama 3 bulan.
Kenyataan ini diungkap langsung pemeran Si Doel, Rano Karno dalam siaran live Instagram pagi ini, Selasa (13/6/2023). Menurut Rano Karno, rekan kerjanya itu sempat tak sadarkan diri selama tiga bulan.
"Hari ini dia pergi setelah selama hampir tiga bulan tidak sadarkan diri," ucap Rano Karno.
Melansir situs Puskesmas Sungai Durian, koma asalah tingkatan paling dalam ketika seseorang tidak sadarkan diri. Penderita yang alami koma tidak bisa merespon lingkungan sama sekali.
Pasien koma tidak bisa melakukan sedikitpun gerakan, termasuk meskipun mengeluarkan suara, membuka mata meskipun sudah dicubit.
Kondisi ini berbeda dari pingsan, yang terjadi sementara padahal koma mengalami penurunan kesadaran dengan waktu yang lama.
Koma terjadi karena adanya kerusakan di salah satu bagian otak, baik sementara ataupun permanen. Penyebab kerusakan otak ini juga sangat beragam, dari mulai stroke, cidera berat di kepala, infeksi hingga tumor.
Adapun gejala koma terdiri dari hilangnya penurunan kesadaran yang ditandai tidak mampu berpikir hingga tidak merespon lingkungan sekitarnya.
Cara membantu pasien koma pulih bisa dilakukan dengan bicara seperti biasanya kepada pasien, dan berusahalah percaya jika pasien tetap bisa mendengar apa yang dikatakan.
Baca Juga: Sebelum Kondisi Drop, Istri Ungkap Wasiat Koh Ahong
Jangan lupa juga untuk menunjukan dukungan, meski hanya dengan duduk dan memegang tangan mereka, sekalipun hanya membelai kulit pasien bakal bisa berikan kenyamanan luar biasa untuk pasien.
Penelitian juga membuktikan, merangsang indera utama seperti sentuhan, pendengaran, penglihatan dan penciuman berpotensi bantu seseorang pulih dari koma. Bahkan bisa juga memainkan musik favorit melalui headphone, meletakan bunga di kamar atau menyemprotkan parfum favorit.
Saat bangun dari koma, pasien umumnya bisa sembuh bertahap. Cenderung gelisah dan bingung sejak awal. Tapi tenang, ada beberapa orang yang bisa sembuh total dan sama sekali tidak terpengaruh koma.
Meski beberapa pasien akan mengalami kecacatan oleh kerusakan otak. Pasien tetap bisa menjalani fisioterapi, terapi okupasi dan penilaian psikologis selama rehabilitasi. Tapi ada juga beberapa pasien yang butuh perawatan alat selama sisa hidung mereka.
Peluang kesembuhan pasien koma juga sangat bergantung pada tingkat keparahan cedera otak pasien, dan berapa usia pasien saat mengalami koma.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat