Suara.com - Kanker adalah penyebab kematian nomor dua di dunia, dan menyebabkan 9.6 juta kematian setiap tahunnya. Di Indonesia, kasus baru kanker sebanyak 396.314 kasus dengan kematian sebesar 234.511 orang. Salah satu penanganan kanker adalah terapi radiasi (radioterapi), di mana sebanyak 50-60 persen dari seluruh pasien kanker membutuhkan terapi radiasi-radiasi yang membutuhkan pencitraan berkualitas tinggi serta peralatan dan perangkat lunak yang canggih untuk menargetkan tumor secara tepat dengan tetap mempertahankan jaringan yang sehat.
Dokter Onkologi Radiasi, Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondowihardjo, SpRad(K), Onk, Rad. mengatakan, Radioterapi merupakan salah satu modalitas utama dalam terapi kanker. Minimal satu dari dua orang penderita kanker, selama menjalani perjalanan terapi kanker pasti memerlukan terapi radiasi, berdasarkan data dunia tentang utilisasi alat radioterapi. Radioterapi merupakan terapi yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak dapat disentuh.
"Oleh karena itu, proses quality control sangat penting untuk memastikan radiasi diberikan secara aman, tepat dan berkualitas. Dalam rangka terapi radiasi yang berkualitas, akurat dan presisi ada 3 komponen utama yang diperlukan yaitu ketersediaan sistem dengan teknologi canggih / terkini dan SDM yang mumpuni, serta sistem quality control yang baik. Dalam hal ini penggunaan alat pencitraan sebelum radiasi dalam menentukan target radiasi menggunakan CT simulator menjadi hal yang sangat penting," ucapnya Selasa (20/6/2023).
Sementara itu, untuk meningkatkan perawatan kanker di Indonesia., GE HealthCare dan Elekta mengumumkan kerja sama di bidang onkologi radiasi.
Executive General Manager Imaging, GE HealthCare ASEAN, Korea, and Australia, Vijay Subramaniam mengatakan, akses terhadap terapi radiasi dapat menjadi tantangan bagi masyarakat di Indonesia. Upaya bersama antara GE HealthCare dan Elekta ini bertujuan untuk meningkatkan akses solusi kesehatan yang presisi sehingga pasien bisa mendapatkan perawatan kanker yang optimal, dan mendapatkan diagnosis yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien untuk membantu meningkatkan akurasi pengobatan. "Teknologi pencitraan kami membantu mengoptimalkan perawatan kanker, meningkatkan efisiensi alur kerja, dan memanfaatkan kecerdasan buatan yang memungkinkan perawatan kanker yang terintegrasi," ungkapnya.
Elekta Senior Vice President Asia Pacific Japan, Marco Lee menambahkan sebagai pemimpin di bidang terapi radiasi, Elekta terus memperluas akses perawatan kanker, memberikan solusi radioterapi yang presisi dan mendorong inovasi di bidang baru, misalnya Hypofractionation dan Adaptive Treatments.
Menurutnya, teknologi canggih sangat penting dalam menavigasi sinar radiasi dengan ketepatan tertinggi untuk menargetkan tumor, dan solusi pencitraan GE HealthCare memainkan peran penting dalam proses ini. "Kami sangat antusias dengan kolaborasi antara Elekta dan GE HealthCare, karena tidak hanya berkontribusi pada harapan bagi semua orang yang sedang berjuang melawan kanker, tetapi sejalan dengan visi kami tentang dunia di mana setiap orang memiliki akses ke perawatan kanker terbaik," terangnya.
Berita Terkait
-
3 Sayur Ini Sebaiknya Tidak Digoreng, Bisa Picu Penyakit Berbahaya
-
Apa Itu Vaksin HPV? Mengenal Pelindung Perempuan dari Kanker Serviks
-
Rumah Sakit di Malaysia Hadirkan Program Perawatan Klinik Kanker Payudara, Ini Dia Keunggulannya: Ada Perawat Pendamping
-
Nunung Srimulat Divonis Kanker Payudara dan Obesitas Sekaligus, Ahli Kanker Ungkap Penanganannya
-
Cara Kerja dan Harga Abemaciclib, Obat Kanker Payudara HR+ dan HER2- Stadium Awal
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara