Suara.com - Bulan Kewaspadaan Kanker Tulang Internasional diperingati setiap tahunnya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat, terhadap salah satu penyakit mematikan ini.
Tak main-main, Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI), Prof. Dr. dr Ferdiansyah, SpOT(K) mengatakan peluang hidup pasien kanker tulang maksimal yaitu 5 tahun.
Kanker tulang adalah penyakit tumor ganas yang bermula di tulang. Tulang berfungsi sebagai alat gerak dan pembentuk struktur tubuh, tempat melekatnya otot dan daging, dan pelindung organ lunak di dalamnya.
Sel kanker bisa menyerang bagian tulang mana pun pada tubuh Anda, mulai dari tulang belakang, tulang ekor, tulang punggung, tulang rusuk, tulang pinggul, maupun tulang pada kaki (lutut atau lutut), tangan, tengkorak (tulang kepala), leher, rahang, bahkan pipi.
Kondisi memprihatinkan ini terjadi karena di Indonesia mayoritas kanker tulang baru ditemukan, terdeteksi, atau datang menjalani pengobatan ke rumah sakit saat kondisi sudah kritis dan menjelang stadium berat.
"Karena angka harapan hidup kanker tulang itu 30 persen hingga 80 persen. Sedangkan 80 persen ini bisa didapatkan jika ditemukan, terdeteksi dan diobati dengan maksimal sejak stadium awal," ungkap Prof. Ferdiansyah dalam acara diskusi virtual, Selasa (4/7/2023).
Namun karena lambatnya deteksi kanker tulang, karena gejalanya dianggap sebagai kondisi ringan seperti benjolan dan nyeri yang tidak hilang meski sudah mengonsumsi obat, akhirnya membuat masyarakat abai.
Apalagi dengan gejala benjolan dan nyeri tidak hilang ini, masyarakat lebih pilih menjalani pengobatan tradisional atau menjalani terapi urut, yang sayangnya meningkatkan penyebaran sel kanker ke seluruh tubuh.
"Budaya kita dipijat, kalau dipijat kanker lebih cepat menyebar dan lebih parah. Jadi langsung ke dokter atau periksa kalau ada gejala benjolan dan nyeri yang tidak kunjung hilang, karena kalau ke alternatif fatal sekali akibatnya," terang Prof. Ferdiansyah.
Akibat budaya ini juga, kata dokter yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya itu mengatakan, di Indonesia mayoritas pasien kanker tulang akhirnya harus meninggal di 5 tahun pertama setelah mengetahui kondisinya mengidap penyakit tersebut.
Baca Juga: Kapan Penderita Skoliosis Mesti Dibawa ke Dokter?
Prof. Ferdiansyah menambahkan, meski jumlah kanker tulang tidak sebanyak kanker paru, kanker payudara atau kanker rahim, yakni 5 hingga 12 persen per 1 juta penduduk. Tapi peluang hidup yang rendah dan risiko kematian inilah yang harus jadi perhatian.
"Dari donor ada problem besar, yaitu sedikitnya yang mau mendonorkan tulang bila sudah meninggal. Ada juga menggunakan implan tapi sangat mahal seharga 1 mobil sekitar Rp 100 juta sampai Rp 200 juta. Sedangkan kebanyakan datang dari yang kurang mampu, jadi diharapkan pemerintah bisa membantu," tutup Prof. Ferdiansyah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan