Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ungkap data Papua Barat jadi salah satu provinsi dengan prevalensi obesitas tertinggi Indonesia. Padahal sebelumnya daerah dianggap sebagai pemilik gizi buruk dan malnutrisi yang tinggi.
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.
Pejabat Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Esti Widiastuti menjelaskan angka obesitas Papua Barat di atas rata-rata Indonesia yakni 21,8 persen.
"Jadi data menunjukan obesitas tertinggi itu di Sulawesi Utara (Sulut) dengan 30,2 persen. Lalu DKI Jakarta di urutan kedua, Kalimantan Timur di urutan ketiga, Papua Barat urutan keempat dan Kepulauan Riau urutan kelima tertinggi obesitas di Indonesia," jelas Esti saat konferensi pers di Kemenkes, Selasa (11/7/2023).
Data ini sesuai dengan Riskesdas 2018, dengan jumlah proporsi obesitas pada dewasa usia 18 tahun ke atas. Hasilnya juga cukup mencengangkan karena banyak orang mengira DKI Jakarta sebagai daerah dengan obesitas tertinggi, malah berada di urutan kedua.
"Sulut dibandingkan Jakarta dan Papua dibandingkan jumlah penduduk ini juga bisa dikaitkan adat dan kebiasaan," papar Esti.
Kebiasaan ini bisa berupa setiap berpesta, daerah tersebut menyediakan makanan tradisional lebih banyak dan melimpah. Makanan ini bisa lebih banyak mengandung karbohidrat dan gula. Ini juga membuat angka obesitas di satu daerah seperti Papua dan Sulut lebih menonjol.
"Sedangkan Papua dilihat dari pembanding, kalau dilihat dari sedikit (penduduk seperti desa di Papua) dengan banyak (penduduk di perkotaan) jadi tetap aja kelihatan hasilnya terlihat tinggi," jelas Esti.
Ia menambahkan, kebiasaan makan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan terlihat sama, sehingga cara makannya tidak ada lagi perbedaan.
Baca Juga: "Pak Jokowi, Kenapa Ibu Kota Tidak Pindah ke Papua?"
"Ini karena akses lingkungan obesitas genetik, orang lebih skrintime nonton televisi, main smartphone, lebih banyak resep-resep yang bertebaran yang patut dicoba," tambahnya.
Sementara itu, data Kemenkes menemukan angka obesitas di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, dari 2007 yang hanya 18,8 persen, bertambah di 2013 dengan 26,6 persen, dan 2018 menjadi 31,0 persen.
Kondisi di Indonesia ini selaras dengan keadaan di dunia, data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO di 2016 menunjukan obesitas meningkat tiga kali lipat sejak 40 tahun terakhir.
Lebih dari 1,9 miliar atau 39 persen orang usia 18 tahun ke atas di dunia mengalami berat badan berlebih atau overweight. Lalu 650 juta atau 13 persen mengalami obesitas.
Sehingga 11 persen lelaki dewasa dan 15 persen perempuan dewasa di seluruh dunia dipastikan mengalami obesitas.
Berita Terkait
-
Keren! Festival Crossborder Skouw, Bikin Turis Bisa Olahraga di 2 Negara Indonesia - Papua Nugini
-
Sistem Noken Dinilai Bisa Picu Konflik di 12 Kabupaten, Kapolda Papua: Karena Para Pelaku Politik Rebutan Sisa Suara
-
Angka Obesitas di Indonesia Terus Meningkat, Dokter Ungkap Gangguan Kesehatan Mental Jadi Salah Satu Penyebabnya
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!