"Penuh cacian rasialis, kata-kata yang memanggil junior dengan nama hewan," ungkap Menkes Budi Lagi.
4. Tiga RS Pendidikan Kena Sanksi
Setelah dilakukan investigasi dan validasi dari 12 laporan bullying dokter yang terjadi di 3 RS pendidikan, Kemenkes menjatuhkan sanksi pembinaan pada RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, RS Hasan Sadikin Bandung, dan RS Adam Malik Medan.
Dari 44 laporan yang terjadi di lingkungan Kemenkes, sudah dilakukan validasi terhadap 44 laporan. Sebanyak 12 laporan tersebut terjadi di 3 rumah sakit, dan dinyatakan selesai investigasi," jelas Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Drg. Murti Utami, MPH.
5. RSCM Jakarta Jadikan Ajang Pembelajaran
Sesaat setelah pemberian sanksi dirilis, RSCM Jakarta mengeluarkan pernyataan akan mengikuti dan mendukung penuh upaya Kemenkes memberantas bullying di RS Pendidikan.
"Kami memandang bahwa sanksi peringatan yang kami terima ini sebagai bentuk pembinaan dari Kementerian Kesehatan kepada kami dan menjadi sebuah momentum peningkatan upaya pencegahan dan menghilangkan segala bentuk perundungan yang dapat terjadi di RSCM," tulis RSCM dalam rilisnya yang diterima suara.com.
6. Nasib Bullying Dokter di Luar Kemenkes
Meski baru diberlakukan di RS milik Kemenkes, namun beberapa laporan bullying dokter juga masuk dan terjadi di RS pendidikan di luar naungan Kemenkes, sehingga total laporan mencapai 91 kasus. Tapi laporan itu akan ditindaklanjuti pihak berwenang di luar Kemenkes.
Baca Juga: Menteri Kesehatan: Dokter Senior Panggil Junior Dengan Nama Hewan
"Laporan yang terjadi di luar Kemenkes akan diteruskan kepada pembina agar dapat ditindaklanjuti," jelas Drg. Murti.
7. Masih Tersisa 32 Laporan Bullying
Lantaran laporan bullying dokter RS Kemenkes total mencapai 44 kasus, dan 12 kasus selesai diproses dengan pemberian sanksi pada 3 RS. Maka tersisa 32 laporan lagi yang akan segera ditindaklanjuti dan diproses.
"Sudah dilakukan validasi terhadap 44 laporan. Sebanyak 12 laporan tersebut terjadi di 3 rumah sakit, dan dinyatakan selesai investigasi. Sementara 32 laporan yang terjadi di 8 RS di lingkungan Kemenkes sedang dalam proses investigasi," tutup Drg. Murti.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis