Nyamuk Wolbachia tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial belakangan ini. Nyamuk tersebut disebut-sebut bisa mengatasi masalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Namun, penyebaran nyamuk Wolbachia ini ternyata menimbulkan pro dan kontra.
Wirang Birama baru-baru ini mengejutkan masyarakat dengan firasatnya tentang wabah baru yang justru berkaitan dengan nyamuk.
Melalui akun sosial medianya, Wirang Birawa yang juga dikenal sebagai Master Firasat ini mengungkap bahwa kemungkinan akan ada pandemi besar dengan pola mirip pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. Salah satunya diduga disebabkan oleh nyamuk.
Adapun firasat tentang nyamuk menjadi penyebab wabah ini kemudian dikaitkan dengan nyamuk Wolbachia yang gencar disosialisasikan oleh pemerintah untuk menangani DBD.
Inovasi nyamuk Wolbachia ini dinyatakan berhasil di Yogyakarta dan mulai diterapkan di lima kota yang ada di Indonesia, di antaranya Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang.
Lantas, apa itu nyamuk Wolbachia?
Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Wolbachia merupakan jenis bakteri yang bisa tumbuh dan hidup alami di dalam tubuh serangga seperti nyamuk. Bakteri tersebut dianggap bisa melumpuhkan virus dengue pada nyamuk aedes aegypti sehingga tidak akan menularkan penyakit DBD pada manusia.
Jika ada nyamuk aedes aegypti jantan yang mengandung bakteri Wolbachia kawin dengan aedes aegypti betina, maka virus dengue yang ada di nyamuk betina akan diblok. Begitu berlaku sebaliknya, apabila ada aedes aegypti betina yang mengandung Wolbachia kawin dengan pejantan tanpa Wolbachia, maka nyamuk betina tersebut tetap akan menghasilkan telur-telur nyamuk Wolbachia.
Oleh karenanya, pemerintah berharap nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia ini bisa mengurangi atau bahkan membasmi populasi nyamuk penyebab DBD di Indonesia.
Baca Juga: Dianggap Mampu Tekan DBD Sebesar 87 Persen, Sudinkes Jakbar Bakal Sebar Nyamuk Wolbachia
Untuk merealisasikan hal tersebut, pemerintah pun menyusun program dengan memasukkan bakteri Wolbachia ke dalam telur nyamuk aedes aegypti. Telur-telur nyamuk ini kemudian akan disebar di beberapa wilayah dengan harapan bisa menurunkan angka kasus DBD di masyarakat.
Berdasarkan penjelasan Kementerian Kesehatan, efektivitas nyamuk Wolbachia ini telah diteliti di Yogyakarta sejak tahun 2011 silam.
Uji coba nyamuk Wolbachia juga sudah dilaksanakan di tahun 2022 lalu di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Uji coba tersebut memberikan hasil yang positif karena terbukti bisa menekan kasus DBD sampai 77% di kedua wilayah tersebut.
Di sisi lain, inovasi Wolbachia ini tidak hanya dilakukan di Indonesia saja. Teknologi nyamuk Wolbachia juga sudah diterapkan di beberapa negara seperti Sri Lanka, Brasil, Australia, sampai dengan Meksiko.
Pro Kontra Nyamuk Wolbachia
Inovasi terkait dengan nyamuk Wolbachia yang dianggap bisa menurunkan angka kasus DBD ini tentu saja disambut baik oleh masyarakat. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada kekhawatiran tersendiri tentang nyamuk Wolbachia yang mungkin akan menyebabkan permasalahan baru.
Berita Terkait
-
Dianggap Mampu Tekan DBD Sebesar 87 Persen, Sudinkes Jakbar Bakal Sebar Nyamuk Wolbachia
-
Nyamuk Billa Gates Dinilai Dapat Sebabkan Pandemi Hingga Ubah Genetik Jadi LGBT, Prof Zubairi Djoerban Bagikan Faktanya
-
Serba-serbi Nyamuk Wolbachia yang Bakal Disebar di Denpasar, Solusi Atasi DBD
-
6 Pilar Transformasi Kesehatan Jadi Fokus Kemenkes Pada Hari Kesehatan Nasional 2023, Apa Aja Sih?
-
Tantangan Memberantas Dengue Makin Berat, Begini Cara Penanganannya yang Tepat
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
Terkini
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra