• Nyeri pada sendi dan otot
• Mual dan muntah
Setelah mengalami gejala pertama, biasanya hanya butuh waktu sekitar 24–48 jam untuk penderita mengalami tekanan darah rendah. Setelah hal itu terjadi, STSS dengan cepat menjadi jauh lebih serius dan menimbulkan gejala:
• Hipotensi (tekanan darah rendah)
• Gagal organ (tanda-tanda lain bahwa organ tidak dapat berfungsi)
• Takikardia (detak jantung yang lebih cepat dari biasanya).
• Takipnea (pernapasan yang cepat).
Tanda-tanda gagal organ misalnya saja orang dengan penyakit gagal ginjal mungkin saja tidak mengeluarkan urine. Orang dengan gagal hati bisa mengalami pendarahan atau memar kulit hingga kulit dan mata menguning.
4. Terjadi Lonjakan Kasus STSS di Jepang
Baca Juga: Review Film Anime A Silent Voice, Ketika Seorang Perundung Merasa Sangat Bersalah
Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Institut Penyakit Menular Nasional di Jepang, sepanjang tahun ini Jepang sudaj mencatat setidaknya 1.019 kasus streptococcal toxic shock syndrome atau sindrom syok toksik streptokokus.
Melansir dari NBC News, jumlah itu adalah jumlah tertinggi yang pernah ada. Bahkan disebut lebih besar dari rekor perhitungan tahun lalu yakni sebanyak 941 kasus.
5. Sebagain Besar Kematian Terjadi dalam Kurum Waktu 48 Jam
Ken Kikuchi, seorang profesor penyakit menular di Universitas Kedokteran Wanita Tokyo menyebut sebagian besar kematian terjadi dalam waktu 48 jam.
Ia menyoroti perkembangan penyakit yang begitu cepat menyebar, dan mencatat jika pasien STSS dapat meninggal dalam waktu 48 jam usai mengalami gejala awal.
6. Penyebab Lonjakan di Jepang
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia