Suara.com - Sosok Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG (K) baru-baru ini menjadi sorotan usai kabar ia dipecat dari Universitas tempat ia bekerja.
Pemecatan ini dikabarkan lantaran ia menolak keberadaan dokter asing. Dalam sebuah pernyataan, Budi Santoso berpamitan kepada sekitar 300 anggota grup setelah menerima keputusan Rektorat Unair yang memberhentikan dirinya dari jabatan Dekan FK Unair.
"Per hari ini saya diberhentikan sebagai Dekan FK Unair. Saya menerima dengan lapang dada dan ikhlas. Mohon maaf selama saya memimpin FK Unair ada salah dan khilaf, mari terus kita perjuangkan FK Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang," demikian petikan pernyataan Budi Santoso dalam WAG tersebut seperti dikutip dari ANTARA.
Ketika dikonfirmasi, Budi Santoso mengonfirmasi bahwa pesan tersebut adalah kewajiban dirinya untuk berpamitan dengan para dosen maupun senior.Saat ditanya apakah hal itu berkaitan dengan pernyataannya menolak program dokter asing di Indonesia, Budi Santoso membenarkan.
"Iya. Proses saya untuk dipanggil berkaitan dengan itu," ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa terdapat perbedaan pendapat antara pimpinan Unair dan dirinya terkait program Kemenkes untuk mendatangkan dokter asing.
Menurut Budi Santoso, dirinya dipanggil oleh Rektorat Unair pada Senin (1/7) untuk mengklarifikasi pernyataannya menolak program dokter asing di Indonesia. Keputusan pemberhentian diterimanya hari ini.
Lantas seperti apa sebenarnya profil dan kiprah dari Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG (K)?
Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG (K) adalah Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) dan dikenal sebagai ahli dalam bidang Ginekologi dan Onkologi.
Baca Juga: Sepak Terjang Priyo Budi Santoso: 'Member' Baru PAN, Mantan Sekjen Partai Berkarya
Selain jabatannya sebagai dekan, pria kelahiran Banyuwangi yang sering dipanggil Prof. Bus ini juga berperan sebagai staf medis di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr. Soetomo. Ia juga pernah menjabat sebagai sekretaris II di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya.
Prof. Bus telah menulis sembilan buku, termasuk "Bayi Tabung: Jalan Terakhir Pejuang Dua Garis" yang diterbitkan pada 2020. Buku terlarisnya adalah "Panduan Kesehatan Reproduksi Wanita," yang telah mencapai Volume 2.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!