Suara.com - Aktivitas fisik secara teratur telah terbukti efektif dalam meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Namun, pada kelompok individu dengan kondisi jantung tertentu, olahraga dapat memicu kematian mendadak akibat penyakit jantung. Fenomena ini merupakan penyebab utama kematian medis pada atlet, dengan prevalensi yang diperkirakan antara 1 dari 40.000 hingga 80.000 kasus per tahun.
Mengutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, kasus kematian mendadak akibat penyakit jantung pada atlet ini bisa terjadi pada rentang usia berapa pun. Pada atlet yang lebih tua, hal ini sebagian besar disebabkan oleh penyakit arteri koroner dan komplikasinya. Sementara pada atlet yang lebih muda, kematian mendadak bisa disebabkan oleh penyakit kardiovaskular bawaan atau genetik seperti kardiomiopati hipertrofi (HCM), anomali arteri koroner, kardiomiopati lain, atau gangguan aritmogenik primer.
Lalu, apa saja jenis olahraga yang patut diwaspadai karena paling sering ditemukan kasus kematian mendadak akibat penyakit jantung?
Laman Kemenkes RI menyebut bahwa kejadian kematian mendadak akibat penyakit jantung ini banyak terjadi pada atlet dengan olahraga kompetitif, di mana hal ini memicu adrenalin atau rasa ingin menang sehingga jantung dipaksa bekerja keras.
Dalam sebuah seminar daring yang diadakan RS Pondok Indah pada tahun 2021, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dr. dr. M. Fadil, Sp. J. P, Subsp. K. I. mengungkap bahwa menurut penelitian, kematian mendadak akibat penyakit jantung sebagian besar terjadi setelah olahraga sepak bola dan renang. Meski begitu, bukan berarti kasus ini tak ditemukan pada olahraga lainnya.
Lantaran ditemukan beberapa kasus seperti kejadian serangan jantung yang justru terjadi saat seseorang sedang berolahraga, hal ini kemudian menimbulkan mitos bahwa orang yang memiliki risiko jantung harus menghindari olahraga. Padahal faktanya, olahraga justru akan memperkuat otot jantung dan meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh. Namun, bagi pemula yang tidak pernah aktif berolahraga sebelumnya dan menderita penyakit jantung, maka diperlukan rencana olahraga yang sesuai dan tidak melewati batas.
Dr. Bayushi Eka Putra, SpJP, FIHA, seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, memberi beberapa tips kepada masyarakat dalam menjaga kondisi jantung bagi segala kalangan umur, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun saat berolahraga.
Menurut dr. Bayu dalam salah satu sesi edukasi bersama Allianz Indonesia, salah satu awal mula adanya penyakit jantung ini terjadi ketika plak muncul dan mempersempit arteri sehingga menghambat aliran darah. Plak pada jantung sangat mungkin muncul sedari bayi atau sedari muda. Oleh karena itu, pengecekan kesehatan idealnya perlu dilakukan sejak dini, saat berumur 20 tahun.
Selain mengecek kesehatan sedari dini, olahraga dengan intensitas ringan sampai sedang selama 150 menit per minggu sangat dianjurkan karena dapat menurunkan risiko 20-30 persen lebih rendah daripada orang yang jarang atau tidak pernah berolahraga. Selain itu, dr. Bayu juga menyebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan olahraga yang aman dan sesuai kapasitas supaya dapat menakar risiko jantung, di antaranya menghindari aktivitas olahraga dalam intensitas tinggi, mengindari overtraining, serta rutin melakukan medical check up.
Baca Juga: 6 Jenis Olahraga Ringan yang Cocok Bagi Usia 40 tahun
Dengan melakukan pemeriksaan rutin, kita bisa mengetahui fit atau tidaknya tubuh kita dalam beraktivitas. Selain itu dengan melakukan screening, kita dapat mengecek ada atau tidaknya penyakit jantung koroner (sumbatan pembuluh darah jantung) serta apakah ada gangguan irama jantung pada saat aktivitas.
”Dengan memerhatikan kapasitas kondisi tubuh saat berolahraga, kita memastikan bahwa olahraga yang kita lakukan dapat memberikan manfaat yang maksimal dan aman bagi tubuh. Hal selanjutnya yang tak kalah penting adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat dengan pola makan sehat, jaga berat badan ideal, kelola stres dengan baik, dan mengurangi kebiasaan merokok,” pungkas dr. Bayu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar