Suara.com - Fakta baru terungkap soal supir truk ugal-ugalan yang menabrak puluhan orang di Cipondoh, Tangerang, pada Kamis (31/10) kemarin. Polisi memastikan supir dalam keadaan 'mabuk' karena konsumsi narkoba amfetamin.
"Hasil lab-nya demikian (positif), sehingga ini sangat membahayakan, bila sopir wing box dalam mengemudikan kendaraan di bawah pengaruh narkoba," kata Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho dikutip dari Antara, Jumat (1/11/2024).
Kombes Zain mengatakan JFN sudah dalam keadaan sadar di ruang perawatan RSUD Kabupaten Tangerang. Namun ia masih dalam penanganan medis akibat luka amuk massa yang marah dengan ulahnya yang mengakibatkan puluhan orang terluka.
Amfetamin dan Keselamatan Publik
Kasus sopir truk tersebut menunjukkan bagaimana penyalahgunaan amfetamin dapat membahayakan keselamatan publik. Setelah pemeriksaan urine, JFN dinyatakan positif menggunakan narkoba jenis amfetamin. Kondisi ini sangat membahayakan mengingat perannya sebagai pengemudi kendaraan berat yang membutuhkan konsentrasi dan koordinasi penuh.
Amfetamin adalah obat stimulan sistem saraf pusat (SSP) yang bekerja dengan mengaktifkan reseptor di otak. Dalam penggunaan medis yang sah, obat ini digunakan untuk mengobati gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD), narkolepsi, dan dahulu digunakan untuk membantu penurunan berat badan. Cara kerjanya adalah dengan meningkatkan aktivitas neurotransmiter, terutama norepinefrin dan dopamin, yang berperan dalam kesenangan, gerakan, dan perhatian.
Efek Jangka Pendek Penggunaan Amfetamin
Penyalahgunaan amfetamin segera menimbulkan berbagai efek negatif pada tubuh. Pengguna sering mengalami mulut kering, sakit kepala, dan gangguan kognitif yang serius. Kecemasan berlebih dan penurunan nafsu makan juga umum terjadi. Lebih mengkhawatirkan lagi, amfetamin dapat menyebabkan hipertensi dan detak jantung tidak teratur, yang dapat berakibat fatal saat mengemudikan kendaraan.
Efek Jangka Panjang Penggunaan Amfetamin
Baca Juga: Positif Narkoba, JFN Sopir Truk 'Gila' Penabrak Puluhan Orang di Tangerang Ternyata Lagi Nge-Fly
Penggunaan amfetamin dalam waktu lama mengakibatkan kerusakan yang lebih permanen. Perubahan struktur dan fungsi otak menjadi risiko nyata, termasuk kerusakan sel-sel otak yang dapat menyebabkan kehilangan memori dan kebingungan kronis. Pengguna juga sering mengalami gangguan mental serius seperti psikosis, paranoia, dan halusinasi.
Dampak pada kesehatan fisik tak kalah mengkhawatirkan. Kerusakan sel-sel saraf dapat meningkatkan risiko stroke, sementara sistem kardiovaskular dapat mengalami kolaps yang berpotensi menyebabkan kematian. Masalah pernapasan dan kehilangan koordinasi juga menjadi konsekuensi umum dari penyalahgunaan jangka panjang.
Risiko Fatal Penyalahgunaan Amfetamin
Bahaya terbesar dari penyalahgunaan amfetamin adalah risiko overdosis yang dapat menyebabkan kejang, koma, dan bahkan kematian. Pembuluh darah di otak dapat pecah, gagal jantung dapat terjadi, dan demam tinggi yang tidak terkontrol dapat mengancam nyawa. Penggunaan jarum suntik untuk mengonsumsi amfetamin juga meningkatkan risiko tertular hepatitis dan HIV.
Pencegahan dan Penanganan
Pencegahan penyalahgunaan amfetamin harus dimulai dari kesadaran akan bahayanya. Penggunaan obat ini harus selalu di bawah pengawasan dokter dengan resep yang sah. Penting untuk tidak mengombinasikannya dengan alkohol atau obat lain, karena dapat meningkatkan risiko efek samping berbahaya. Bagi yang sudah mengalami ketergantungan, bantuan medis profesional harus segera dicari untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan