Suara.com - Makan berat pada malam hari bisa berdampak buruk pada kesehatan, bahkan bagi mereka yang tidak memiliki masalah berat badan. Fakta itu terungkap dari hasil penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Nutrition & Diabetes.
Temuan ini menyoroti pentingnya waktu makan dalam menjaga kadar glukosa darah tetap stabil. Tim peneliti dari Oberta de Catalunya di Spanyol dan Universitas Columbia di Amerika Serikat menemukan bahwa mengonsumsi lebih dari 45 persen asupan kalori setelah pukul 17.00 secara signifikan memengaruhi kadar glukosa darah.
Hal ini berlaku tanpa memandang berat badan atau tingkat lemak tubuh seseorang. Kadar glukosa yang tinggi dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
Pemimpin penelitian, Diana Díaz Rizzolo menjelaskan, makan berat pada malam hari dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah akibat tingginya kadar glukosa.
“Peningkatan peradangan kronis yang disebabkan oleh kadar gula tinggi ini dapat memperburuk risiko kardiovaskular dan metabolik,” ujar Rizzolo, Kamis (21/11/2024).
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa makan larut malam sering kali membuat orang cenderung memilih makanan olahan dan makan berlebihan. Kondisi ini dipicu oleh terganggunya hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, terutama ketika jadwal makan terlambat dari jam ideal.
Menariknya, penelitian ini menemukan bahwa waktu makan saja dapat memengaruhi metabolisme glukosa, terlepas dari total kalori yang dikonsumsi sepanjang hari.
Pemakan larut malam memiliki toleransi glukosa yang lebih buruk dibandingkan pemakan awal, yang mengonsumsi sebagian besar kalori sebelum malam hari.
“Tubuh memiliki keterbatasan untuk memetabolisme glukosa di malam hari karena sekresi insulin berkurang dan sensitivitas sel terhadap hormon ini menurun,” jelas Rizzolo.
Ritme sirkadian tubuh yang diatur oleh jam internal berperan besar dalam hal ini. Peneliti menyarankan agar asupan kalori lebih banyak dikonsumsi saat sarapan dan makan siang.
Langkah ini diyakini dapat membantu menjaga kadar glukosa tetap stabil dan mengurangi risiko penyakit jangka panjang.
Uji coba dilakukan pada 26 peserta berusia 50–70 tahun yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, serta memiliki pradiabetes atau diabetes tipe 2. Hasil menunjukkan bahwa makan berat pada malam hari berdampak negatif pada metabolisme glukosa, terlepas dari kondisi fisik peserta. (antara)
Berita Terkait
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Siang Ini Prabowo Terima Kunjungan Presiden Afrika Selatan Ramaphosa, Malam Hari Gelar Jamuan Makan
-
Transformasi Mengejutkan Fahmi Bo: Dulu Bugar, Kini Kondisinya Bikin Miris
-
Kenali Tanda Diabetes Tipe 1 pada Anak, Orang Tua Wajib Waspada!
-
Jangan Sampai Ketinggalan, 3 Link DANA Kaget Aktif Buat Makan Enak Malam Ini
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!