Suara.com - Tidur yang tidak nyenyak bisa menjadi sinyal bahwa tubuh Anda mengalami peningkatan kadar hormon stres, seperti kortisol. Fakta itu diungkapkan oleh Dr. Mary Beth Ayer, seorang praktisi holistik bersertifikat di Massachusetts.
Menurutnya, pola tidur dapat menjadi indikator penting untuk mengenali masalah hormonal. "Pola tidur kita bisa memberi banyak informasi tentang hormon stres. Tidur sangat penting, dan saya tahu betapa frustrasinya bangun tidur tapi masih merasa lelah," ujar Ayer dalam sebuah video yang dibagikan di TikTok, dikutip dari Antara, Selasa (17/12/2024).
Ayer menjelaskan bahwa tidur yang tidak nyenyak hanya salah satu dari banyak tanda yang menunjukkan kadar kortisol yang tinggi.
Ada sepuluh tanda utama yang menurutnya perlu diwaspadai, meskipun detail tanda tersebut tidak dijelaskan lebih lanjut dalam video singkatnya.
Menurut Ayer, pola tidur yang buruk sering kali berkaitan erat dengan ketidakseimbangan hormon stres, yang dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Kortisol, hormon yang dilepaskan tubuh saat menghadapi tekanan, dapat mengganggu ritme tidur jika kadarnya tidak terkendali.
Tidur nyenyak memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan mental dan fisik. Ketika kortisol meningkat, tubuh sulit mencapai fase tidur dalam yang dibutuhkan untuk pemulihan maksimal.
Solusi untuk Tidur Lebih Nyenyak
Ayer menyarankan agar siapa pun yang mengalami gangguan tidur untuk mencari tahu penyebabnya, termasuk kemungkinan adanya ketidakseimbangan pada kadar kortisol. Ia juga menganjurkan konsultasi dengan ahli kesehatan jika tidur yang tidak nyenyak berlangsung terus-menerus.
Berikut gejala yang perlu diperhatikan menurut Dr. Ayer:
1. Sering terbangun antara pukul 3-4 pagi.
2. Mimpi yang sangat intens dan penuh tekanan.
3. Bangun tidur dalam keadaan berkeringat.
4. Pikiran melaju cepat sebelum tidur.
5. Nyeri di bahu, leher, atau pergelangan tangan saat bangun tidur.
6. Lelah sepanjang hari tetapi terjaga saat waktu tidur tiba.
7. Gelisah dan sering membolak-balik badan saat tidur.
8. Menggertakkan gigi saat tidur.
9. Merasa kepanasan saat di tempat tidur.
10. Merasa sangat lelah ketika bangun tidur.
Jika Anda mengalami tiga atau lebih gejala di atas, Ayer menyarankan untuk segera memeriksa kadar kortisol dan mencari solusi untuk menyeimbangkannya.
Kadar kortisol tinggi yang tidak ditangani dapat memicu sindrom Cushing, suatu kondisi yang ditandai dengan punuk lemak di antara bahu, wajah yang membulat, dan kelemahan otot.
Dalam beberapa kasus, kondisi ini bahkan dapat disebabkan oleh tumor pada kelenjar pituitari, yang membutuhkan pengobatan medis lebih lanjut seperti operasi atau terapi radiasi.
Ayer menyebutkan bahwa perubahan gaya hidup sederhana dapat membantu menurunkan kadar kortisol. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:
- Tidur berkualitas
- Pola makan sehat
- Olahraga teratur
Berita Terkait
-
Lepaskan Stres dengan 5 Aktivitas Ini: Tenangkan Pikiran dan Tingkatkan Kesehatan Mental
-
Stres Melonjak? Cek 7 Tanda Hormon Kortisol Kamu Meningkat
-
4 Manfaat Menakjubkan dari Hobi Berkebun, Emang Boleh Sekeren Ini?
-
Sering Sulit Tidur? Orgasme Ternyata Bisa Jadi Terapi Alami untuk Mengatasinya
-
Terapi Tertawa Sangat Baik untuk Fisik dan Psikologis, Dapat Mengurangi Rasa Sakit dan Stres
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja