Suara.com - Penyakit katup jantung, termasuk regurgitasi mitral, hingga kini masih menjadi salah satu penyebab utama gagal jantung di dunia. Data global menunjukkan bahwa lebih dari 24 juta orang mengalami gangguan katup mitral. Salah satunya bahkan tokoh terkenal seperti BJ Habibie yang mengalami regurgitasi mitral atau kebocoran katup mitral.
Banyak di antara penderita baru terdiagnosis ketika sudah dalam kondisi berat. Di Indonesia, kesadaran akan penyakit ini masih rendah, sehingga banyak pasien datang dalam keadaan severe, dengan risiko komplikasi yang tinggi.
Regurgitasi mitral terjadi ketika katup mitral tidak menutup sempurna, menyebabkan darah yang seharusnya mengalir ke seluruh tubuh malah kembali ke jantung. Seperti pintu air yang bocor, seharusnya air mengalir satu arah, namun justru kembali ke belakang. Kondisi ini membuat jantung bekerja lebih keras, memicu gejala seperti sesak napas, mudah lelah, hingga pembengkakan di kaki. Jika dibiarkan, ini bisa berujung pada gagal jantung.
MitraClip: Teknologi Inovatif untuk Regurgitasi Mitral
Beruntung, perkembangan teknologi medis kini memungkinkan perbaikan katup mitral tanpa harus menjalani operasi terbuka. Prosedur MitraClip menjadi pilihan utama bagi pasien dengan risiko tinggi yang tidak memungkinkan untuk operasi bedah jantung konvensional. Tanpa perlu membuka dada, tanpa harus menghentikan jantung, dan dengan pemulihan yang jauh lebih cepat.
Dengan metode ini, kateter kecil dimasukkan melalui pembuluh darah di pangkal paha menuju jantung. Alat klip khusus kemudian ditempatkan di katup mitral untuk memastikan darah kembali mengalir dengan normal. Berdasarkan studi EXPAND G4, MitraClip telah terbukti efektif dengan tingkat keberhasilan 93% dalam mengurangi kebocoran katup hingga level minimal dalam satu tahun.
MitraClip secara signifikan mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup, bahkan bagi pasien usia lanjut atau dengan kondisi kompleks. Sebagian besar pasien bisa pulang dalam dua hari setelah prosedur dan kembali beraktivitas dalam waktu singkat.
Dibandingkan dengan operasi katup mitral terbuka, MitraClip memiliki keunggulan sebagai berikut:
- Minim risiko: Tanpa sayatan besar dan tanpa bypass jantung.
- Pemulihan lebih cepat: Pasien bisa kembali beraktivitas dalam hitungan hari.
- Efektivitas tinggi: Terbukti dalam berbagai studi global.
MitraClip bukan hanya memberikan harapan baru, tetapi juga telah terbukti memberikan peningkatan kualitas hidup yang signifikan. Hasil studi bahkan menunjukkan:
Baca Juga: Bahaya Kurang Tidur Berulang, Picu Peradangan Kronis hingga Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
- 96,2% pasien mengalami acute procedural success, artinya kebocoran katup berkurang secara signifikan segera setelah prosedur.
- 82,1% pasien yang sebelumnya mengalami keterbatasan aktivitas fisik kini bisa kembali menjalani hidup lebih normal.
- Risiko rawat inap akibat gagal jantung berkurang hingga 47% dalam 5 tahun setelah tindakan.
- Tingkat keberhasilan akut dalam prosedur ini sangat tinggi, menjadikannya solusi yang aman dan efektif
Kabar baiknya, kini tidak perlu ke luar negeri untuk melakukan prosedur MitraClip, karena dengan dukungan tim dokter spesialis dan teknologi imaging yang lengkap, Heartology Cardiovascular Hospital telah mampu menangani sejumlah kasus regurgitasi mitral dengan pendekatan minimal invasif ini secara efektif.
"Sebagian besar pasien yang datang ke kami sudah berada dalam kondisi severe, di mana operasi terbuka memiliki risiko tinggi bagi mereka. Contohnya seperti salah seorang pria berusia 66 tahun dengan kebocoran katup mitral kategori severe (+4). Karena usianya yang lanjut dan risiko tinggi, operasi jantung terbuka bukanlah pilihan yang aman. Namun, dengan MitraClip, tim dokter Heartology berhasil memperbaiki katup jantungnya hanya dalam waktu 3-4 jam," ujar dr. Dafsah Arifa Juzar, Sp.JP(K), spesialis intervensi kardiologi.
Selain itu, dr. Ario S. Kuncoro, Sp.JP(K), echocardiologist di Heartology, menambahkan, "Peran echocardiologist dalam prosedur MitraClip juga sangat penting. Kami memastikan bahwa pasien yang menjalani prosedur ini mendapatkan evaluasi menyeluruh melalui pencitraan ekokardiografi sebelum, selama, dan setelah tindakan. Dengan bantuan imaging canggih seperti transesophageal echocardiography (TEE), kami memastikan bahwa klip ditempatkan secara optimal, sehingga pasien mendapatkan manfaat maksimal dari tindakan ini.”
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Pakar Ungkap Cara Memilih Popok Bayi yang Sesuai dengan Fase Pertumbuhannya
-
Waspada Super Flu Subclade K, Siapa Kelompok Paling Rentan? Ini Kata Ahli
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang