Suara.com - Di tengah meningkatnya kebutuhan akan deteksi dini dan pemerataan layanan diagnostik di seluruh Indonesia, penggunaan teknologi ultrasound menjadi semakin vital. Data Kementerian Kesehatan mencatat bahwa penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, dan kanker bertanggung jawab atas 75% kematian di Indonesia.
Sebagai teknologi non-invasif, aman, dan efisien, ultrasound berperan penting dalam mendeteksi serta menangani penyakit-penyakit ini sejak dini, mulai dari fasilitas layanan primer hingga tingkat rujukan.
Teknologi ultrasound telah berkembang menjadi salah satu alat pencitraan esensial dalam praktik medis modern. Di berbagai bidang seperti radiologi, kardiologi, hingga neurologi, ultrasound berperan penting dalam menunjang proses diagnosis dan pemantauan kondisi pasien.
Kini, dengan integrasi kecerdasan buatan (AI), teknologi ultrasound mengalami keunggulan lebih dalam hal presisi, kecepatan, dan efisiensi alur kerja klinis. AI memungkinkan pengolahan data pencitraan secara otomatis, membantu dokter dalam mengidentifikasi kelainan atau anomali dengan lebih cepat dan akurat. Algoritma AI juga mendukung pengambilan keputusan klinis berbasis data, mengurangi potensi kesalahan manusia, serta meningkatkan konsistensi dalam interpretasi hasil pencitraan.
Ketua Kolegium Radiologi Indonesia dan Guru Besar Radiologi di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, Prof. Dr. Rosy Setiawati, dr., Sp.Rad(K), CCD, menjelaskan dalam dunia radiologi, kami menghadapi tantangan yang semakin besar seiring meningkatnya jumlah pasien dan kompleksitas kasus.
“Kebutuhan akan pencitraan berkualitas tinggi tidak bisa dihindari, dan ultrasound kini menjadi solusi andalan karena keamanannya, efisiensi biaya, dan fleksibilitas penggunaannya. Integrasi kecerdasan buatan dalam sistem tidak hanya membantu mempercepat alur kerja, tetapi juga mengurangi potensi kesalahan manusia dan meningkatkan akurasi diagnosis secara signifikan,” jelasnya di Jakarta, Rabu (23/4/2025).
Sejalan dengan itu, pemanfaatan ultrasound pada bidang kardiologi juga mengalami peningkatan, khususnya melalui teknik ekokardiografi. Teknologi ini memungkinkan visualisasi jantung secara menyeluruh struktur maupun fungsinya secara real-time dan non-invasif. Dengan dukungan AI, ekokardiografi mampu memberikan data yang lebih akurat dan mendalam, sehingga sangat membantu dalam mendeteksi kelainan sejak tahap awal dan merencanakan intervensi medis secara tepat.
Ketua Perhimpunan Echocardiography Indonesia dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta, dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro, Sp.JP(K), FIHA, FAsC, menjelaskan Ekokardiografi memiliki peran yang sangat krusial dalam mendeteksi dan menangani penyakit jantung karena mampu memberikan pencitraan secara real-time, aman, dan tanpa tindakan invasif. Dengan kemajuan teknologi seperti 3D imaging, 4D transesophageal echocardiography (TEE), dan analisis strain yang semuanya diperkuat oleh AI, kami kini dapat melakukan diagnosis dan perencanaan terapi secara lebih presisi. “Inovasi ini sangat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien dan bahkan menyelamatkan nyawa,” ucapnya.
Menjawab tantangan tersebut, GE HealthCare, memperkuat komitmennya dalam mendukung agenda transformasi kesehatan nasional dengan meluncurkan dua alat kesehatan ultrasound terbaru di Indonesia: LOGIQ™ Totus dan Vivid™ S70N Dimension.
Baca Juga: Usai Bandung dan Garut, Giliran Dokter di Malang Diduga Lakukan Pelecehan di Rumah Sakit
Kedua alat kesehatan ini telah mendapatkan Izin Edar Alat Kesehatan Dalam Negeri (AKD) dari Kementerian Kesehatan RI dan bersertifikat TKDN dari Kementerian Perindustrian. Kehadiran produk ini sekaligus menjadi langkah nyata GE HealthCare dalam memperkuat industri alat kesehatan dalam negeri serta memperluas akses terhadap teknologi diagnostik teknologi tinggi.
Peluncuran ini juga sejalan dengan Pilar ke-3 dan Pilar ke-5 dari Transformasi Sistem Kesehatan Nasional yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan, yakni Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan serta Transformasi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
“Sebagai mitra strategis pemerintah, GE HealthCare berkomitmen untuk menghadirkan solusi teknologi medis yang tidak hanya canggih, tetapi juga sesuai dengan kebutuhan lokal,” ungkap CEO GE HealthCare Indonesia, Kriswanto Trimoeljo.
Ia menuturkan, teknologi ultrasound telah berkembang menjadi komponen penting dalam sistem layanan kesehatan modern, tidak hanya sebagai alat diagnosis, tetapi juga sebagai pendukung pengambilan keputusan klinis secara real-time.
“Dengan semakin canggihnya teknologi yang dipakai oleh GE HealthCare ultrasound, tenaga medis dapat memberikan diagnosa yang lebih akurat sehingga bentuk terapi atau pengobatan yang diperlukan akan menjadi lebih tepat sasaran. GE HealthCare berharap, kehadiran ultrasound produksi dalam negeri berkualitas global dapat membantu meningkatkan aksesibilitas penyediaan alat ultrasound di berbagai layanan kesehatan di Indonesia,” tambah Kris.
Produk terbaru GE HealthCare di Indonesia, LOGIQ™ Totus & Vivid™ S70N Dimension tidak hanya menawarkan kualitas pencitraan tinggi, tetapi juga dirancang untuk meningkatkan efisiensi kerja dan akurasi diagnosis di fasilitas kesehatan:
Berita Terkait
-
Smart Living Bukan Sekadar Tren: Ini Gaya Hidup Masa Depan
-
Cognitive Offloading: Ketika Otak Tak Lagi Jadi Tempat Menyimpan Informasi
-
Bertambah, Korban Pelecehan Dokter di Garut Jadi Lima Orang
-
Permohonan Kerja Sama Malaysia: Pasokan Beras dan Teknologi Pertanian dari Indonesia
-
Pasien Korban Dokter Cabul di Malang Terus Bertambah, Segini Totalnya!
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!