Suara.com - Meski sama-sama menyebabkan nyeri hebat saat buang air kecil, batu ginjal dan batu kencing merupakan dua kondisi berbeda. Lantas, gimana cara mengenali perbedaan batu saluran kemih dan batu ginjal?
Medical Manager PT Kalbe Farma Tbk, dr. Hastarita Lawrenti menjelaskan perbedaan mendasar di antara dua kondisi tersebut, yaitu terletak pada rasa nyerinya. Jika batu ginjal umumnya ditandai sakit pinggang, maka batu kencing rasa nyeri berada di saluran kemih.
"Perbedaanya tentu saja ada di lokasi, kalau batu ginjal, batunya ada organ ginjal. Kalau batu kencing, batunya ada saluran kencing. Saluran kencing itu namanya ureter, kalau pada perempuan ureternya cenderung lebih pendek, sedangkan pada lelaki lebih panjang," ujar dr. Hastarita di Depok, Jawa Barat, 14 Juni 2025 lalu.
Lebih lanjut ia mengatakan batu ginjal umumnya bisa membuat penderita nyeri hebat yang memicu muntah dan mual. Sedangkan pada batu kencing gejala khasnya berupa kencing tidak tuntas atau orang awam mengenal sebagai anyang-anyangan.
“Ada yang tidak tahu apa itu anyang-anyangan, jadi biasanya mereka mengeluh kok saya jarang atau susah buang air kecil, atau merasakan berkemih tapi tidak tuntas itu penyakit baru saluran kemih,” terangnya.
Apabila batu kencing berukuran besar maka gejala juga akan disertai nyeri hebat. Kalau sudah begini umumnya disarankan minum air putih yang banyak, agar batu diharapkan bisa terkikis dan ikut terbawa ke luar saat buang air keci.
Atau bisa juga dibarengi dengan pertolongan pertama saat gejala muncul, yaitu obat peluruh batu saluran kemih yang dijual bebas di pasaran, seperti Nephrolit yang punya efek inflamasi karena terbuat dari herbal alami Indonesia. Herbal tersebut seperti daun kejibeling, kumis kucing, tempuyung, meniran, dandaun sendok.
“Kelimanya memiliki manfaat yang kompletdengan indikasi sesuai dengan BPOM, yaitu membantu meluruhkan batu urine di saluran kemih serta membantu melancarkan buang air kecil,” ujar Group Marketing Head PT Hexpharm Jaya Laboratories, apt. Feri Sumarianto, S.Farm.
Kabar baiknya untuk obat berbentuk kapsul ini sejalan dengan kepercayaan masyarakat Indonesia, yang cenderung memilih terapi herbal/jamu/ekstrak. Terlebih Nephrolit, kata Feri hanya perlu diminum saat gejalanya muncul saja, sehingga tidak perlu takut ketergantungan.
Baca Juga: Viral Gadis 18 Tahun Kena Autoimun & Gagal Ginjal, Riwayat Sering Jajan Seblak dan Minuman Kemasan
Sedangkan batu ginjal pasien biasanya lebih dulu disarankan mengonsumsi pereda nyari dan obat peluruh batu ginjal dengan ukuran lebih kecil, seperti batu asam urat diberikan obat allopurinol. Tapi untuk ukuran batu ginjal lebih besar yaitu biasanya butuh tindakan lebih advance seperti ESWL, yaitu gelombang kejut digunakan untuk memecah batu ginjal. Lalu ada juga operasi terbuka jika batu ginjal sangat kompleks.
Lebih lanjut dr. Hastarita mengatakan penyebab terbentuknya batu ginjal maupun batu kencing cenderung sama, yaitu karena adanya mineral seperti kalsium, oksalat, dan asam urat yang mengendap. Kondisi ini terjadi umumnya karena kurang minum air putih.
“Jadi seharusnya mineral ini bisa keluar dari tubuh lewat air kencing, tapi karena sedikit minum jadinya mineral mengendap dan membentuk batu,” jelasnya.
Adapun setiap orang minimal perlu minum 2 liter air putih setiap hari, terlebih dengan orang aktivitas padat maka ia butuh cairan lebih banyak. Bahkan saat dehidrasi juga akan membuat sulit berkeringat, lalu sering menahan buang air kecil juga bisa memicu batu ginjal atau batu kencing.
Tidak hanya itu fakta menarik juga diungkap dr. Hastarita yang mengatakan konsumsi vitamin seperti vitamin C orang itu juga harus cukup minum air putih. Ini karena vitamin C yang berlebih akan kembali terbuang lewat kencing, namun jika orang tersebut kurang minum air putih maka vitamin tersebut berisiko sulit luruh atau keluar.
“Minum dosis vitamin C yang tinggi harus diimbangi dengan minum yang banyak juga. Salah satunya vitamin C yang tinggi bisa mengendap, vitamin C seringnya orang minum 100mg, itu harus diwaspadai kalau asupan air kurang banyak. Suplemen yang mengandung kalsium tapi juga terlalu tinggi bisa membentuk batu kemih atau batu ginjal,” pungkas dr. Hastarita.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025