Suara.com - Mengonsumsi suplemen untuk kesehatan otak kini menjadi tren yang semakin umum, terutama di kalangan masyarakat yang ingin menjaga daya ingat dan fungsi kognitif.
Namun, tak semua suplemen membawa manfaat. Sebagian justru bisa menimbulkan efek samping serius pada otak jika dikonsumsi dalam dosis tinggi atau jangka panjang.
Menurut laporan EatingWell, sejumlah suplemen populer ternyata sebaiknya dihindari demi menjaga fungsi kognitif otak yang optimal. Berikut lima suplemen yang perlu diwaspadai penggunaannya.
1. Vitamin E dosis tinggi
Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang dianggap mampu mendukung fungsi otak. Namun, menurut Ahli Gizi Lisa Young, Ph.D., RDN, suplemen vitamin E dosis tinggi belum terbukti meningkatkan daya ingat pada individu sehat dan justru dapat membahayakan.
“Mengonsumsinya dalam jumlah besar bisa mengganggu pembekuan darah dan meningkatkan risiko beberapa jenis stroke,” jelasnya.
2. Vitamin B6 dosis tinggi
Penggunaan vitamin B6 berlebihan dapat menyebabkan kerusakan saraf seperti mati rasa dan kesemutan. Ahli Gizi Theresa Gentile, MS, RDN, CDN, menyarankan untuk mengandalkan sumber alami seperti ikan, unggas, kentang, dan pisang daripada suplemen dosis tinggi. “Lebih baik penuhi dari pola makan seimbang,” ujarnya.
3. Ginkgo Biloba
Meski populer sebagai penambah daya ingat, suplemen ini ternyata belum terbukti secara ilmiah efektif dalam mencegah penurunan memori. Justru, efek samping seperti sakit kepala, pusing, dan peningkatan risiko perdarahan bisa muncul, terutama jika digunakan bersamaan dengan obat pengencer darah.
4. Suplemen kafein dosis tinggi
Kafein memang dapat meningkatkan fokus, tetapi bila dikonsumsi dalam dosis tinggi seperti pada tablet energi, bisa mengganggu memori otak dan suasana hati. Disarankan mengonsumsi kafein dari sumber alami seperti teh atau kopi.
5. Suplemen omega-6
Meskipun dibutuhkan tubuh, asupan omega-6 yang berlebihan dan tidak seimbang dengan omega-3 bisa memicu peradangan yang merusak fungsi kognitif otak. Sumber omega-3 seperti kenari dan biji rami lebih dianjurkan untuk menjaga keseimbangan.
Sebagai gantinya, para ahli menyarankan pendekatan alami untuk menjaga kesehatan otak. Aktivitas fisik teratur, tidur cukup, pola makan seimbang, manajemen stres, dan hubungan sosial yang aktif terbukti lebih efektif dalam meningkatkan daya ingat dan kesehatan mental secara menyeluruh.
Berita Terkait
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
5 Tanda Otakmu Lelah karena Terlalu Banyak Melakukan Multitasking
-
Otak Sering Buyar? Kuasai 6 Jurus Tingkatkan Produktivitas Ini
-
Sempat Diderita Epy Kusnandar, Berapa Lama Orang dengan Kanker Otak Bisa Bertahan Hidup?
-
6 Penyebab Kanker Otak, Penyakit yang Sempat Diderita Epy Kusnandar Sebelum Meninggal Dunia
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa