Suara.com - Rasa percaya diri menjadi salah satu bekal penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang percaya pada dirinya sendiri akan lebih mudah menghadapi tantangan hidup, baik di sekolah maupun dalam lingkungan sosialnya.
Namun, membangun kepercayaan diri bukan proses instan. Orang tua perlu memberi perhatian, dukungan, serta teladan yang konsisten agar anak merasa dihargai dan mampu mengembangkan potensinya.
Berikut adalah beberapa tips parenting untuk mengembangkan atau menumbuhkan rasa percaya diri anak, baik usia sekolah maupun yang sudah remaja.
1. Pujian yang Tepat Membentuk Mental Positif
Salah satu cara sederhana adalah dengan memberikan pujian yang bijak. Pujian tidak harus berlebihan, cukup berfokus pada usaha anak ketimbang hanya pada hasil akhir. Dengan begitu, anak belajar bahwa kerja kerasnya dihargai, meski hasil belum sempurna.
Orang tua disarankan menggunakan kata-kata positif yang spesifik agar anak merasa usahanya benar-benar diperhatikan.
2. Ajarkan Tanggung Jawab Sejak Dini
Memberi anak tanggung jawab sesuai usianya juga bisa menumbuhkan rasa percaya diri. Misalnya, membiasakan anak merapikan tempat tidur, membantu pekerjaan rumah sederhana, atau merawat diri sendiri.
Keberhasilan menyelesaikan tugas membuat anak merasa dibutuhkan dan memberi dorongan positif untuk terus percaya pada kemampuannya.
Baca Juga: Anaknya Sudah Gemar Baca Buku Politik dan Ekonomi di Usia 8 Tahun, Rio Dewanto: Gue Juga Bingung
3. Dukung Minat dan Bakat Anak
Setiap anak memiliki keunikan tersendiri. Orang tua bisa membantu mereka menemukan minat dan bakat, lalu memberi ruang untuk mengembangkannya.
Baik lewat seni, musik, olahraga, atau kegiatan lain, dukungan terhadap hobi anak akan meningkatkan rasa percaya diri sekaligus membantu mereka mengekspresikan diri.
4. Libatkan Anak dalam Pengambilan Keputusan
Mendorong anak membuat keputusan sederhana, seperti memilih pakaian atau menentukan menu makan, membantu mereka merasa punya kendali atas hidupnya. Kepercayaan diri akan tumbuh seiring bertambahnya pengalaman dalam mengambil keputusan.
5. Pentingnya Kemampuan Sosial
Berita Terkait
-
Anaknya Sudah Gemar Baca Buku Politik dan Ekonomi di Usia 8 Tahun, Rio Dewanto: Gue Juga Bingung
-
Dipanggil Sabin, Bintang Emon dan Istri Rayakan Kelahiran Anak Pertama
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Dari Buku Lahir Harapan, Anak TBM Kolong Ciputat Gembira Bersama PNM Peduli
-
Nikita Mirzani Semprot Pengacara Vadel Badjideh, Sebut 'Ibu Berbentuk Bapak-Bapak'
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?