Suara.com - Tinggal sembilan bulan lagi waktu pendaftaran calon presiden dan wakil presiden 2024, Anies Baswedan yang dijagokan akan bertarung menjadi pengganti Joko Widodo belum juga mendapatkan kepastian. Eks Gubernur DKI Jakarta itu tak kunjung mendapatkan ‘tiket’ untuk berlaga di Pemilu 2024. Padahal ia sudah dideklarasikan partai NasDem sebagai bakal capres.
Muncul anggapan ada upaya-upaya menjegal Anies melangkah ke gelanggang pesta demokrasi lima tahunan. Seperti peningkatan status hukum kasus dugaan korupsi Formula E ke tahap penyidikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang terkesan dipaksakan. Anies pun sempat dipanggil sebagai saksi terkait kasus balapan mobil listrik yang digelar saat ia menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Tak sampai di situ, partai-partai penyokong Anies turut digembosi supaya berbalik badan agar koalisi perubahan, NasDem, Demokrat dan PKS tercerai. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak menyanggah dirayu untuk meninggalkan Anies dengan imbalan jabatan menteri di Kabinet Jokowi.
PKS memastikan menolak tawaran jabatan untuk bergabung di Kabinet Indonesia Maju Jilid kedua. Mereka memilih untuk menjadi partai oposisi hingga pemerintahan Jokowi selesai 2024. “Bagi PKS, tawaran apapun itu, menteri dan lain-lain sudah selesai. Majelis Syuro sudah tetapkan PKS oposisi hingga 2024,” kata Muhammad Kholid, Juru Bicara PKS saat dihubungi Suara.com, baru-baru ini.
Sedangkan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera berpandangan, meski dirinya mendengar adanya upaya penjegalan tersebut, partainya tidak akan terlalu ambil pusing. "Saya dengar (upaya penjegalan). Tapi saya tak akan fokus. Tiap orang melakukan banyak hal kepada target dan tujuannya, biarkan saja," tutur Mardani ditemui di Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Menurutnya, yang penting kekinian PKS akan tetap fokus bekerja sesuai dengan tugas-tugasnya. Adanya penjegalan dianggap hal yang biasa dalam dunia politik.
Agak berbeda dari PKS, Demokrat berharap upaya-upaya penggembosan koalisi partai politik penyokong Anies tak terjadi. Anggota Majelis Tinggi partai Demokrat, Syarief Hasan mengimbau kepada semua elemen bangsa untuk menghargai hak masyarakat untuk memilih calon pemimpinnya dalam pemilu 2024. “Saya pikir gerakan-gerakan seperti itu, kami harapkan tidak terjadi,” ujar Syarief saat ditemui di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan akhir pekan lalu.
Saat ditanya apakah ada pihak luar yang merayu Demokrat untuk meninggalkan Anies dengan tawaran-tawasan jabatan kekuasaan? Ia menjawab normatif. “Ya jangan lah, janga sampai ada,” ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Demokrat Benny K Harman mengaku mendapatkan informasi ada upaya penjegalan terhadap Anies Baswedan agar gagal maju menjadi capres 2024. Ia bahkan menyebut pihak yang berupaya untuk menjegal itu berupa genderuwo. "Saya hanya dengar saja, ada genderuwo. Genderuwo ini adalah suara yang tidak jelas asal usulnya, yang tidak menghendaki pak Anies menjadi calon presiden," kata Benny di kawasan Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta pada pertengahan september 2022 lalu.
Baca Juga: Nasib Anies Baswedan, Setelah Surya Paloh Bertemu Jokowi, Pengamat: Gagal Jadi Capres?
Benny mengaku tidak tahu akan sosok genderuwo yang dimaksud. Akan tetapi, ia menekankan adanya tangan tak terlihat atau invisible hand dibalik upaya penjegalan terhadap Anies.
Benny tidak merinci bagaimana si genderuwo itu melakukan upaya untuk menjegal Anies. Menurutnya, si genderuwo itu bisa melakukan berbagai cara termasuk melalui proses hukum. Lebih lanjut, Benny meyakini kalau upaya tersebut dilakukan sebelum bergulirnya penyelenggaraan Pilpres 2024. "Pasti targetnya seperti itu," ucapnya.
Jokowi Panggil Ketum NasDem
Kamis siang, 26 Januari 2023, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan. Surya Paloh disebut datang setelah dipanggil Jokowi secara mendadak. Ia datang sendiri tanpa ditemani jajaran elite partai NasDem.
Pertemuan itu terjadi di tengah berembusnya kabar reshuffle menteri-menteri partai NasDem. Hal itu dikarenakan partai tersebut telah mendeklarasikan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.
Terlebih, sepanjang tahun 2022 lalu gestur keduanya menunjukkan adanya 'perang dingin'. Mulai dari Jokowi terlihat enggan memeluk Surya Paloh, ketidakhadiran Jokowi di acara NasDem, hingga absennya Surya Paloh di undangan pernikahan Kaesang putra Jokowi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024