Suara.com - Rencana pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani disambut baik oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Rencana pertemuan AHY dan Puan Maharani itu pun langsung menjadi sorotan masyarakat luas. Apalagi, pertemuan itu berpotensi menjadi manuver politik antara Partai Demokrat dengan PDIP jelang Pemilu 2024.
Sebelumnya, Puan Maharani sempat menyebut bahwa nama AHY masuk bursa calon wakil presiden atau cawapres pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
AHY bersanding dengan sejumlah nama yang masuk bursa cawapres Ganjar. Mereka di antaranya Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri BUMN Erick Thohir, Menparekraf Sandiaga Uno hingga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Meskipun kubu Puan dan AHY sama-sama sudah memberikan lampu hijau untuk bertemu, namun hal itu tidak serta merta membuat konflik antara PDIP dengan Demokrat lepas begitu saja dari ingatan publik.
Lalu, apa konflik antara Demokrat dan PDIP yang terjadi di masa lalu? Simak inilah selengkapnya.
Perang dingin antara PDIP dan Partai Demokrat mulai terendus publik sejak tahun 2001. Kala itu, SBY menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM (Menko Polhukam) di kabinet pemerintahan Megawati Soekarnoputri.
Dalam periode jabatannya sebagai Menko Polhukam itu, SBY diduga ikut terlibat dalam pendirian Partai Demokrat. Nama SBY bahkan disebut-sebut akan menumbangkan pemerintahan Megawati.
SBY sendiri tidak memberikan respons terkait tydingan itu. Namun, Megawati disebut sudah tahu mengenai rencana pendirian partai baru itu sehingga hubungannya dengan SBY mulai diisukan renggang.
Baca Juga: PDIP Buka Komunikasi dengan Demokrat, Memang Megawati Setuju?
Puncaknya, SBY mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menko Polhukam jelang Pemilu 2004. Alasannya, ada perseteruan antara dirinya dengan Megawati yang kala itu menjabat sebagai Presiden RI ke-5.
Mundurnya SBY lantas semakin membuat situasi politik memanas. Apalagi, SBY memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden atau capres di Pemilu 2004. Sosoknya pun berhasil mengalahkan Megawati dan menjabat selama 2 periode.
Sejak saat itu, hubungan Megawati dan SBY selalu dikabarkan renggang. Apalagi sebagai mantan presiden, Megawati terlihat jarang menghadiri acara kenegaraan di masa pemerintahan SBY.
Hal serupa juga dilakukan oleh SBY pada masa pemerintahan Presiden Jokowi yang diusung PDIP. SBY juga sempat mengungkap bahwa Partai Demokrat memiliki visi yang berbeda dengan PDIP sehingga sulit untuk disatukan.
Namun, kini isu perang dingin selama hampir 20 tahun tersebut tampaknya akan segera berakhir jelang rencana pertemuan anak Megawati dan SBY, yani Puan Maharani dan AHY. Ditambah pertemuan itu membuka peluang kedua partai untuk berkoalisi.
Kontributor : Dea Nabila
Berita Terkait
-
PDIP Buka Komunikasi dengan Demokrat, Memang Megawati Setuju?
-
Alasan Sandiaga Uno Gabung PPP hingga Dikaitkan Jadi Cawapres bagi Ganjar Pranowo, Jubir Sebut Siap untuk Kerja Sama
-
Kata Gibran Rakabuming soal Kaesang Maju Depok Pertama
-
Jejak Drama Karier Politik AHY: Keluar dari TNI, Fix Jadi Cawapres Anies?
-
Disebut Teken Kontrak Politik dengan PDIP Soal Menteri, Ganjar: Kabinet Ditentukan Presiden
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024