Suara.com - Idealnya, seorang calon wakil presiden (cawapres) tidak hanya muncul dengan kekuatan elektabilitas guna mendukung keterpilihan calon presiden (capres) nya.
Sesuai kebutuhan konstitusi, cawapres pun seharusnya datang dengan derajat konstitusionalnya yang bukan sekadar ‘ban serep’. Apalagi bila elektabilitas dan segenap kekuatan lain telah terkumpul mendukung kekuatan capresnya untuk bisa terpilih.
Hal tersebut dikemukakan pengajar Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Nasional (Unas), Syafrizal Rambe, saat ditanya tentang kubu Prabowo dan Ganjar yang terkesan lamban menentukan calon wakil presiden masing-masing.
Khusus tentang Prabowo, menurut Syafrizal, yang dibutuhkan Prabowo dari pendampingnya adalah seorang teknokrat berpengalaman.
Syafrizal menegaskan, dengan kian kompleksnya tugas konstitusional negara ke depan, prinsip meritokrasi menjadi hukum besi yang makin niscaya dalam urusan memilih sosok cawapres.
“Yang diperlukan Prabowo, dengan kekuatan Partai Golkar (Golongan Karya) dan jaringan SBY (Susilo Bambang Yudhono) yang telah merapat dan mendeklarasikan dukungan, sejatinya adalah seorang teknokratis, intelektual, dan cendekiawan yang menguasai aspek ketatanegaraan serta kepemerintahan,” kata Syafrizal, ditulis Jumat (29/9/2023).
Merujuk Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sekaligus melihat diabaikannya fungsi wakil presiden dalam lima tahun terakhir, doktor ilmu politik yang pernah bertugas dua tahun di Ukraina itu menegaskan, meski Konstitusi menyatakan tugas wapres adalah membantu presiden, tugas dan wewenangnya jauh lebih kompleks dibanding seorang menteri yang juga seorang pembantu presiden.
Untuk itulah, perlu dicari figur yang secara meritokrasi jelas mumpuni, mengerti segala hal yang bersangkutan dengan teknis penyelengaraan negara, seorang intelektual, sekaligus idealnya mewakili komunitas besar tertentu.
Pengamat politik dari Lembaga Riset Publik (LRP), Muhammad Al-Fatih. Bagi Al-Fatih, selain datang dari internal parpol pengusung, Profesor Yusril Ihza Mahendra adalah figur paling mumpuni untuk membantu Prabowo pada tugas-tugas presidensinya.
Baca Juga: Senangnya Prabowo Jumpa Kaesang Usai Jadi Ketum PSI: Kapan ke Hambalang?
“Ketua Umum PBB (Partai Bulan Bintang) yang selama ini senantiasa mendukung Prabowo, yakni Prof Yusril Ihza Mahendra adalah figur paling tepat. Yusril adalah seorang negarawan, intelektual, dan politisi yang pernah tiga kali menjabat menteri strategis di bawah tiga presiden yang berbeda. Yusril juga punya segudang pengalaman di dunia internasional,” ujar Al-Fatih.
Ia menunjuk peran Yusril ikut menyusun berbagai Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), memimpin delegasi Indonesia ke berbagai pertemuan internasional, serta pernah menjadi Presiden Asia-Africa Legal Consultative Organization yang berkedudukan di New Delhi.
Yusril juga sosok politisi Islam moderat yang diterima oleh semua golongan. Ia menunjuk pernyataan almarhum Gus Dur yang pernah mengatakan bahwa kakek Yusril ialah ulama Nahdlatul Ulama (NU) kultural, meski ayah Yusril seorang Masyumi.
Karena itu, Yusril akrab dengan amalan-amalan keagamaan yang dipraktikkan kalangan NU. Tidak heran Yusril akrab dengan keluarga Hadratusyeikh Hasyim Asy'ari, mulai dari Pak Ud, Gus Dur, dan Gus Solah.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024