Suara.com - Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komaruddin, menilai koalisi antara kubu pasangan Anies-Muhaimin dan pasangan Ganjar-Mahfud akan sulit terwujud. Sebab, kendalanya adalah menyatukan PDIP dan PKS.
Ujang mengatakan, dalam perpolitikan, memang tidak ada yang mustahil. Namun, untuk sekarang kemungkinan penyatuan kedua kubu masih belum bisa dipastikan.
"Kalau bicara mungkinkah 01 dan 03 bergabung di putaran kedua, dalam politik mungkin. Tapi kemungkinannya masih 50-50," ujar Ujang saat dikonfirmasi, Kamis (25/1/2024).
Ujang menjelaskan, PKS dan PDIP memiliki perbedaan ideologi yang sangat jelas. Keduanya selalu bersebrangan dalam urusan Pilpres.
"Kalau mewujudkan koalisi kendalanya ya masing-masing merasa hebat, masing-masing merasa kuat, berideologi paling benar egosentris partai masing-masing. Kalau ingin bersatu maka ego harus dihilangkan," jelasnya.
Untuk itu, perlu ada kesepakatan atas satu kepentingan yang jelas agar bisa menyatukan kedua kubu nantinya. Jika memang bersatu, bisa saja menjadi ancaman nyata untuk kubu Prabowo-Gibran.
"Tapi ya kalau ada kepentingan sama ya bisa bersatu, kalau kepentingannya tidak kan beda," ungkapnya.
Namun, ia menilai ada juga potensi nantinya malah kubu yang kalah dalam Pilpres putaran pertama akan bergabung dengan pihak yang unggul, dalam hal ini adalah Prabowo-Gibran.
"Karena secara psikologis itu yang kalah di putaran pertama biasanya bergabung ke koalisi atau paslon yang memiliki potensi besar menang. Karena partai politik biasanya ingin berkuasa."
Baca Juga: Saat Hasto Ledek Mahfud di Debat Cawapres: Gesturnya Kurang Pas
Berita Terkait
-
Jalan Mulus buat Anies - Ganjar Berkoalisi jika Pilpres Dua Putaran, PKS dan PDIP jadi Kunci!
-
Bambang Pacul Singgung Lembaga Survei Cuma Bisnis, Optimis PDIP Menang Mutlak
-
Nagita Slavina Senyum Tipis Saat Foto dengan Megawati, Ria Ricis Kasih Reaksi Tak Terduga
-
Saat Hasto Ledek Mahfud di Debat Cawapres: Gesturnya Kurang Pas
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024