Suara.com - Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengungkap penyebab gagalnya capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD meraup suara tinggi di Jawa Tengah pada Pilpres 2024.
Salah satu penyebabnya ialah kecurangan yang dilakukan kubu rival dengan cara memanfaatkan instrumen negara yakni kepala desa.
Baca Juga:
Bidak Politik Surya Paloh: Merangkul Prabowo, Gugatan Pilpres Tetap Lanjut
Menerka Nasib Anies Usai Pilpres 2024: Maju Pilgub DKI Atau Jadi Menteri Prabowo?
Gibran Akui Bahas Susunan Kabinet dengan Prabowo Usai Jadi Pemenang Pilpres 2024
Hasto menceritakan satu kasus di Sukoharjo di mana setiap kepala desa itu diguyur Rp 200 juta per orang untuk membantu pemenangan salah satu pasangan capres-cawapres.
Bukan hanya diguyur ratusan juta rupiah, Hasto menyebut, para kepala desa itu juga berada di bawah tekanan aparat.
"Di Sukoharjo, di Solo Raya itu setiap kepala desa itu dikasih dana minimum Rp 200 juta, ditungguin oleh oknum-oknum polisi untuk mencapai target," kata Hasto dalam You Tube Akbar Faizal Uncensored dikutip Senin (25/3/2024).
Baca Juga: Menatap Era Baru Indonesia Di Bawah Prabowo
Kepala daerah dari PDIP juga turut menjadi sasaran ancaman serupa.
Ia mencontohkan dengan Gubernur Bali I Wayan Koster yang dijegal melalui pengaduan masyarakat atau dumas hingga akhirnya ada pemanggilan polisi.
Koster dipanggil Polda Bali atas dugaan korupsi pada awal Januari 2024.
Selain Koster, kepala daerah dari PDIP yakni Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu juga disebut Hasto dicari kelemahannya.
Hasto mengungkapkan, para kepala daerah dari PDIP dicari kelemahannya dari instrumen negara lainnya yang merasa berhutang budi.
Ia tak menampik bahwa sekelas kepala daerah saja pasti membutuhkan dukungan untuk bisa memenangkan pemilihan berikutnya.
Berita Terkait
-
Gibran Akui Bahas Susunan Kabinet dengan Prabowo Usai Jadi Pemenang Pilpres 2024
-
Keok di Pilpres, Anies Menang Mudah Andai Ikut Pilkada di Aceh dan Sumbar
-
Digugat Kubu Anies dan Ganjar di MK, KPU Kantongi Bukti-bukti Hadapi Sidang PHPU
-
Minta Gibran Didiskualifikasi, Yusril Sebut Gugatan Kubu Anies dan Ganjar Sulit Dikabulkan
-
Menatap Era Baru Indonesia Di Bawah Prabowo
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024