Suara.com - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, menyinggung budaya nepotisme yang kian tumbuh subur bahkan menjadi bahan tontonan publik.
Sentilan Hasto tersebut dimulai dengan Gibran Rakabuming Raka yang bisa menjadi cawapres dengan intervensi hukum melalui putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca Juga:
Ada Bukti Rekaman Suara, Saksi Ganjar Beberkan Arahan Bobby Nasution Menangkan 02 di Medan
Terbaru, mengenai Presiden Joko Widodo atau Jokowi menunjuk Marsekal Madya (Marsdya) TNI Mohamad Tonny Harjono yang tak lain merupakan bekas ajudannya.
Awalnya Hasto, tak mau mengurusi apakah ada hubungan keluarga antara Tonny dengan Jokowi. Namun ia menegaskan, jika konstitusi saat ini telah diselewengkan.
"Kami sebenarnya tidak mengurus keluarga, yang kami perhatikan adalah bagaimana konstitusi, kemudian diselewengkan, demokrasi dipinggirkan, nepotisme dikedepankan," kata Hasto ditemui di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (2/4/2024).
Seharusnya, kata dia, dalam membangun bangsa Indonesia harus mengedepankan ideologi Pancasila, konstitusi, kemudian meritokrasi, hingga supremasi hukum.
Baca Juga:
Baca Juga: Puan Asyik Buka Bersama Bareng Kubu Prabowo-Gibran, Hasto: Sikap PDIP Tetap Kokoh!
Bersaksi di Sidang MK, Warga Medan Boyong Sekarung Beras Bulog Berstiker Prabowo-Gibran
Dengan adanya hal itu pihak yang menjadi pejabat tak mungkin ditunjuk dari orang dekat.
"Sehingga mereka yang menjadi pejabat bukan karena orang yang dekat dengan lingkaran presiden tapi karena mereka yang memang teruji segala aspek kemampuan profesionalnya, kepemimpinannya, dan juga integritas, serta kemampuan membangun organisasi yang dipimpinnya," ujarnya.
Ia pun menegaskan, jika PDIP memperjuangkan figur yang profesional hingga berintegritas untuk menjadi seorang pemimpin bukan justru sebaliknya karena kedekatan.
"Itu pemimpin mempuni yang diperjuangkan PDI Perjuangan dan menjadi mimpi seluruh anak bangsa agar merit sistem itu dikedepankan melalui kontestasi yang sehat," katanya.
Politisi asal Yogyakarta itu lantas menyinggung Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres yang diraih karena adanya intervensi hukum di MK.
Ia mengatakan, dengan adanya hal itu justru kini publik dipertontonkan nepotisme yang tumbuh subur.
"Hukum di MK bisa diintervensi oleh kekuasaan, bisa dilakukan manipulasi, maka sekarang ya menjadi suatu pertontonan di depan kita tentang nepotisme yang tumbuh subur. Padahal kita berdemokrasi salah satunya untuk melawan nepotisme, korupsi dan kolusi," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Udara atau KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo akan memasuki masa pensiun pada 9 April 2024 mendatang.
Sebagai gantinya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menunjuk Marsekal Madya (Marsdya) TNI Mohamad Tonny Harjono.
Penunjukkan Marsdya Tonny tersebut tertuang dalam keputusan presiden yang ditandatangani pada 25 Maret 2024.
Baca Juga:
Ngaku Sedang Berpuasa, Saksi Ganjar Kesal Dicecar Ketua MK: Jangan Banyak Pertanyaan!
Sebelum ditunjuk menjadi KSAU, Tonny menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II atau Pangkogabwilhan sejak 2023.
Ia juga pernah menjadi mantan ajudan Jokowi, Danlanud Adi Soemarmo, Danlanud Halim Perdanakusuma, Staf Khusus Kasau, Sekretaris Militer Presiden, Dankodiklatau, dan Pangkoopsudnas.
Berita Terkait
-
Pedas! Respon Gibran Soal Tuduhan Menang Karena Bansos: Monggo Dibuktikan Saja
-
Niat Bantu Relawan yang Dianiaya, Kader PDIP Malah Diancam Ditembak
-
Bukan Hanya Menteri, MK Juga Diminta Panggil Jokowi dalam Sengketa Pilpres 2024
-
Gaji Marsdya Tonny Harjono, Eks Ajudan Jokowi yang Kini Sukses Jadi KSAU
-
Puan Asyik Buka Bersama Bareng Kubu Prabowo-Gibran, Hasto: Sikap PDIP Tetap Kokoh!
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024