Suara.com - Setiap pekan dua perempuan meninggal karena menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). The Guardian juga menulis 40% korban KDRT adalah perempuan. Data ini memang cukup memprihatinkan, dan sayangnya hingga saat ini belum ada upaya masif untuk mengurangi angka ini.
KDRT juga berpengaruh buruk bagi anak-anak. Penelitian sebuah lembaga di Inggris, mengungkap anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang penuh kekerasan akan tumbuh menjadi anak yang agresif. Atau bahkan mengambil jarak dengan lingkungan sekitarnya, dan berpikir dua kali untuk mengajak temannya bermain ke rumah. Mereka juga sering menunjukkan sikap tak yakin, sebagai refleksi kekerasan fisik yang dialami. Dan trauma ini tak mudah untuk dihilangkan.
Sebagian dari kita mungkin bertanya mengapa perempuan yang menjadi korban KDRT tidak memilih berpisah dengan pasangannya. Tapi berpisah bukan satu-satunya jalan keluar. Banyak perempuan yang masih menjadi korban kekerasan meski ia telah mengakhiri hubungan mereka.
Tidak sedikit korban KDRT yang berusaha mendapat perlindungan hukum, justru menjadi pihak yang disalahkan. Ia pun kembali menjadi korban. Menyalahkan atau mempermalukan korban KDRT bukanlah sikap tepat.
Rumah harus menjadi tempat yang aman dan penuh cinta. Bukan tempat untuk menemukan kekerasan atau intimidasi. Kesadaran ini arus ditumbuhkan, saat menghadapi korban KDRT. Kita bisa membantu korban dengan mengapresiasi apapun sikap yang mereka ambil. Dan mendampingi dalam setiap langkah mereka.
Menurut UU no. 23/2004 tentang Penghapusan KDRT kekerasan dalam keluarga baik kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual maupun penelantaran keluarga bisa dikenai hukum pidana. Mereka yang menjadi korban dianjurkan mengadu ke polisi. Keluarga atau pihak lain bisa melakukan tindakan pencegahan. Mereka wajib mencegah berlangsungnya kekerasan, melindungi korban, memberikan pertolongan darurat dan membantu proses pengajuan penetapan perlindungan.
Berita Terkait
-
7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
-
7 Our Family: Luka Keluarga dari Sudut Anak Paling Terlupakan
-
Legislator DPR Minta Perusak Hutan Penyebab Banjir Sumatra Disanksi Pidana
-
7 Mobil Bekas Keluarga 8 Penumpang Paling Nyaman, Kabin Lega dan Irit BBM
-
4 Mobil Bekas Seharga All New Honda Vario 125, Kabin Luas Muat untuk Keluarga
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Stop Kemerahan! Ini Dia Solusi Eksfoliasi Nyaman untuk Kulit Sensitif
-
Wajib Coba! 5 Body Lotion Terbaik untuk Kulit Cerah Remaja, Harga Mulai Rp10 Ribuan
-
Hari Ibu Tanggal Berapa? Sontek 15 Ide Kado yang Bikin Bunda Nangis Terharu
-
10 Ide Tukar Kado Natal Rp10 Ribu, Lebih Berkesan dari Hadiah Mahal
-
6 Sunscreen dengan Anti-Aging untuk Ibu Rumah Tangga Usia 30 Tahun ke Atas
-
Deodoran Apa yang Gak Bikin Ketiak Hitam? Ini 5 Pilihan yang Layak Dicoba
-
Selain Cokelat, Ini 3 Makanan Sehari-hari yang Bisa Bikin Kita Bahagia
-
Kamu Kapan? Cek Hari Keberuntungan Masing-Masing Zodiak pada 15-21 Desember 2025
-
Rahasia Wajah Awet Muda Ala Eropa: WonderFace, Teknologi Stimulasi Otot yang Akan Booming di 2026
-
Penantian Berakhir! 5 Zodiak Ini Diramal Akan Bertemu Jodoh dan Menikah di Tahun 2026