Suara.com - Sebuah 'theme park' baru akan dibangun di Italia, dan rencananya sudah dioperasikan pada 2015. Selain roller coasters, tempat hiburan ini juga menawarkan pengalaman baru, berziarah ke kiblat makanan dunia. Kiblat makanan ini akan dibangun di Kota Bologna, yang memang sudah terkenal dengan makanannya yang lezat. Siapa tak kenal dengan lasagna, tortellini, atau saus Bolognese.
Taman hiburan ini akan dinamai 'FICO Eataly World'. Sebagai langkah awal dana sebesar 55 juta dolar (lebih dari Rp 600 miliar) dibenamkan dalam proyek ini. Sejumlah perusahaan macam Fabbrica Italiana Contadina, dan pemerintah kota Bologna ikut menanggung biaya ini.
Presiden Eataly, Oscar Farinetti berharap taman baru ini akan tertular sukses global yang dicapai Eataly selama ini. Farinetti menargetkan 6 juta orang berkunjung ke FICO setiap tahunnya, dan memberikan pemasukan hingga 118 juta setahun dalam lima tahun pertama.
Ground breaking akan dilakukan April mendatang di atas lahan seluas 20 acre (1 acre sekitar 4000 meter persegi). Untuk tahap awal akan dibangun sekitar 125 restoran dan semacam laboratorium makanan. Taman ini akan dilengkapi dengan kebun, di mana pengunjung bisa memanen sendiri hasil kebun tersebut. Juga akan ada tempat anak-anak bermain dengan makanan.
Salah satu andalan Eataly adalah 'laboratorium makanan' yang dilengkapi dengan 15 auditorium. Di sini akan digelar kelas-kelas memasak yang mampu menampung 700 orang. Kelas-kelas ini akan menyebarkan pengetahuan mengenai berbagai tumbuhan yang tumbuh di Italia, bagaimana menanam dan mengolahnya.
Farinetti berharap taman ini akan menjadi semacam Disneylandnya untuk makanan. Tak hanya menghidangkan makanan tapi juga memberi kesempatan kepada pengunjungnya untuk mengenal tradisi makan di Italia. FICO diharapkan akan makin mengundang wisatawan untuk berkunjung ke Italia, yang buntut-buntutnya mempercepat pemulihan ekonomi negeri pizza itu. "Ribuan lapangan kerja akan tercipta dari sini," ujarnya yakin.
Meski demikian, kritik tetap ada. FICO dinilai akan memukul perajin kecil. “Ini akan seperti yang dilakukan McDonalds terhadap sandwich. Kreatifitas di sektor makanan akan kalah oleh kepentingan komersial," ujar seorang kritikus seni dan makanan, Tomaso Montaniri. (Sumber: thedailybeast.com)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Bedak MBK Putih dan Silver Apa Bedanya? Ini Penjelasan Bahan dan Manfaatnya
-
Viral! Siswa Bagikan Makanan Bergizi Gratis Sisa ke Warga: Lebih Baik Daripada Dibuang?
-
Daftar Menpora dari Masa ke Masa, Erick Thohir Patahkan Budaya Berkumis
-
Harta Kekayaan Alimin Ribut Sujono: Gagal Jadi Hakim Agung, Pernah Vonis Mati Sambo
-
Bolehkah Pakai Bedak Salicyl di Wajah? Ampuh Obati Gatal dan Bruntusan
-
Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diulang, Ribuan Peserta Marah-marah, Apa Alasannya?
-
Skincare Glad2Glow Cocok untuk Kulit Apa? Ini Jawaban dan Manfaatnya
-
Jadi DPR Minimal Lulusan Apa? Ada 211 Wakil Rakyat Tak Cantumkan Pendidikan
-
Apakah Daviena Skincare Sudah BPOM? Begini Cara Memeriksanya
-
5 Kelemahan Zodiak Leo, Hati-Hati Bikin Orang Sekitar Jadi Tidak Betah