Suara.com - Pada 12 Maret lalu, genap 12 tahun penggunaan Botulinum alias botox untuk kecantikan. Kita mengenal botox sebagai zat yang bisa menghilangkan keriput. Kita juga telah banyak membaca bagaimana perempuan memiliki wajah batu atau bibirnya membengkak karena operasi yang salah. Tapi substansi sebenarnya, perlukah kita melakukannya kian memudar.
Ya selama orang masih diliputi kekhawatiran yang terlalu besar akan penampilan mereka, maka prosedur macam suntik botox akan tetap jadi pilihan. Maka perdebatan bergeser pada tiga isu, yakni keamanan, iklan dan uang yang beredar! Bagaimana keamanan perempuan yang menjalani suntik botox, bagaimana melindungi mereka dari penggunaan zat yang tak terjamin keamanannya dan bukan oleh ahlinya.
Sudah bukan rahasia lagi, uang yang beredar di industri ini terus membengkak dan pada 2018 diperkirakan akan mencapai 2,9 miliar dolar atau lebih dari Rp 30 triliun. Dan suntik botox dipilih karena lebih murah dan lebih mudah diakses. Demam selfie membuat suntik botox menjadi makin fenomenal.
Beberapa waktu lalu, sejumlah kalangan kembali mengulik sisi negatif suntik botox. Mungkin bisa dipahami, jika suntik botox dilakukan oleh perempuan yang usianya mulai beranjak tua. Tapi ketika itu dilakukan oleh perempuan di awal 20 tahunan mungkin banyak orang akan mengerutkan keningnya. Bisa jadi karena perempuan itu terlalu mengikuti trend. "Tapi ingat, bisa jadi saat ini memang sedang trend dahi licin seperti disetrika. Tapi bisa saja tahun depan trend itu berubah," tulis Eva Wiseman seperti dikutip The Guardian. Seorang ahli bedah mengatakan, idealnya suntik botox dilakukan pada perempuan berusia 36tahun ke atas.
Pertanyaan mendasar, 'Mengapa orang melakukannya' kini makin terpinggir. Mungkin bagi sebagian orang, menilai terlalu kuno untuk menanamkan nilai untuk menerima tubuh mereka apa adanya ketimbang melakukan berbagai hal untuk meningkatkan penampilan mereka. Jadi dengan makin berkembangnya suntik botox, sepertinya kita perlu menciptakan ruang agar popularitas botox tidak terus tumbuh. Saat botox sudah berumur 15-20tahun, mungkin kita layak menertawakan gagasan yang menganggap normal membayar racun untuk disuntikkan ke wajah hanya demi membuat seseorang bukan dirinya lagi.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk itu yakni menanamkan pemahaman menjadi tua adalah wajar. Media juga bisa menampilkan beragam wajah. "Feminisme ke kurikulum sekolah. Kita bisa bekerja untuk menghindari mewariskan kecemasan atas tubuh kita pada anak-anak," tulis Eva. (Sumber: The Guardian)
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Terpopuler: Ranking Kampus Gibran di Dunia Terungkap, Pemilik Akun Bjorka Dibekuk Polisi
-
Siap-Siap, Festival Gaya Hidup Terbesar Jakarta Bakal Hadir: Ada 700+ Tenant dan Bintang K-Pop!
-
Terpesona Talenta Generasi Muda, Addie MS Gaet Cicit WR Supratman Dalam Konser Simfoni
-
Tren Baru Asuransi: Program Loyalitas Jadi Daya Tarik, Tawarkan Medical Check-up Gratis
-
Rahasia Cari Tiket Pesawat Murah: Trik Jitu Menggunakan Google Flights
-
6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
-
10 Produk Makeup Musim Semi 2025 yang Akan Mengubah Riasan Anda
-
5 Destinasi yang Wajib Dikunjungi: Pengalaman Budaya Internasional yang Mengubah Hidup
-
Situs dan Data yang Diretas Hacker Bjorka: Alamat Pejabat hingga KPU Jadi Korban
-
Hacker "Bjorka" Asal Mana? Diduga Sudah Ditangkap Polisi, Sempat Dikira Orang Polandia