Suara.com - Keberadaan patung singkong di gerbang kampung, seolah menjadi penanda bahwa kampung Cireundeu, kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Bandung, Jawa Barat ini sebagai "kampung singkong".
Disebut "kampung singkong, karena sejak 1924, warga kampung Ciereundeu yang hanya berjarak 11 kilometer dari pusat Kota Bandung, menjadikan singkong sebagai makanan pokok. Mereka mengikuti jejak para sesepuhnya yang tak pernah makan nasi. Tak ada alasan khusus mengapa mereka makan singkong, kecuali mungkin produksi singkong di kampung ini begitu melimpah.
Kampung ini terasa sejuk oleh kebun singkong yang luasnya mencapai 20 hektare. Sehari-hari penduduk setempat yang mencapai 330 jiwa, tak pernah makan nasi. Tapi mereka punya rasi atau beras singkong, yaitu olahan singkong yang mereka jadikan bahan utama makanan pokok.
Bagi masyarakat adat Cireundeu, rasi tak beda dengan nasi beras. Mereka mengonsumsi rasi bersama lauk pauk dan sayur seperti halnya orang yang makan nasi beras. Tokoh masyarakat Cireundeu Asep Wardiman, mengatakan sebenarnya tak ada aturan yang mengharuskan anggota masyarakat desa adat itu untuk hanya makan nasi singkong.
Tapi, kata Asep, mereka hidup dengan penuh kesadaran untuk menjaga adat dan budaya yang diwariskan nenek moyang. "Bagi kami, sedikit nasi singkong juga bisa mengenyangkan perut, dan kekuatan karbohidratnya lebih tahan lama di tubuh," kata Asep.
Menurut Asep, karena sudah terbiasa maka saat bepergian ke luar kampung pun mereka tetap tidak makan nasi. "Setiap bepergian istri saya selalu membekali rasi. Ini demi menjaga kebiasaan turun-temurun," kata pria pemilik perusahaan pengeboran itu.
Kebiasaan membawa bekal olahan singkong juga dijalankan oleh pemuda dari Cireundeu yang bekerja atau kuliah di kota lain. Para nonoman, begitu para pemuda itu disebut dalam bahasa sunda, juga berupaya menjaga kebiasaan turun-temurun tersebut.
Meski telah ditetapkan menjadi kampung adat, secara fisik, penemapilan Kampung Cireundeu berbeda dengan Kampung Naga di Tasikmalaya dan Baduy di Banten. Rumah-rumah di sini tak berbeda dengan permukiman pada umumnya. Banyak rumah tembok, juga tak ada larangan mengikuti perkembangan teknologi komunikasi dan alat transportasi bagi warga Kampung Cireundeu. Masyarakat Cieurende memiliki prinsip "ngindung ka waktu, mibapa ka zaman", yang artinya tetap mengikuti arus perkembangan zaman, khususnya perihal teknologi dan komunikasi.
Jadi mereka juga menggunakan telepon seluler, setiap rumah juga memiliki pesawat televisi. Bahkan banyak warga Cireundeu yang memiliki kendaraan, dan rumah di kampung itu merupakan bangunan permanen. Namun, kata Asep Wardiman, perkembangan teknologi tak menjadi penghalang bagi mereka untuk mempertahankan kearifan lokal. "Kami tetap mengikuti perkembangan zaman dengan catatan tidak lupa akan budaya sendiri," katanya. (Antara)
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
5 Moisturizer Anti Aging Ibu Rumah Tangga, Kulit Kencang Kerutan Hilang
-
6 Shio Paling Beruntung 17 Desember 2025, Waktunya Panen Hasil Kerja Keras
-
Berapa Harga Saham GOTO? Komika Yudha Keling Pakai 1.412.025 Lembar sebagai Mahar
-
Skor Bahasa Inggris Indonesia Masih Rendah, Pembelajaran Humanis Jadi Kunci di Era AI
-
6 Jam Tangan dengan GPS dan Pemantau Jantung untuk Aktivitas Olahraga
-
8 Hewan Paling Mematikan yang Bisa Membunuh dalam Hitungan Menit
-
6 Tinted Sunscreen untuk Meratakan Warna Kulit, Cocok Bagi yang Malas Makeup
-
4 Perbedaan Facial Wash dan Facial Foam, Jangan Salah Pilih!
-
7 Rekomendasi Smartwatch Akurat Pengukur HR Terbaik, Harga Ramah di Kantong
-
Stop Iritasi! Brand Skincare Korea Berbasis Sains Ini Teruji Kuat Melawan Polusi dan Kelembapan