Suara.com - Hampir delapan juta Muslim di Amerika Serikat akan menjalankan ibadah puasa sepanjang bulan suci Ramadan. Bersama jutaan umat Islam lainnya di atas planet ini. Dan puasa di negeri paman Sam cukup berat, apalagi ketika di musim panas seperti sekarang. Karena itu berarti siang berlangsung lebih lama. Tapi mungkin saja, beratnya berpuasa saat ini tak seberat di masa lalu.
Sejenak menengok ke masa lalu, para ilmuwan memperkirakan 15 hingga 30 persen, atau sebanyak 600.000 hingga 1,2 juta budak di AS sebelum perang beragama Islam. Sebagian besar dari mereka didatangkan dari Afrika barat.
Di tengah kerja yang sangat berat, mereka berusaha untuk tetap memenuhi kewajibannya untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan, salat. Dan untuk itu tidak mudah, karena menurut aturan saat itu semua kegiatan itu dinilai sebagai pembangkangan.
Meskipun al Quran memungkinkan orang untuk tidak berpuasa ketika sedang dalam perjalanan atau terlibat dalam pekerjaan berat, banyak dari budak Muslim yang menunjukkan kesalehannya untuk tetap berpuasa. Mereka juga menggelar salat jamaah dan mengumpulkan iftar untuk disantap bersama-sama.
Oleh karena itu, Ramadan di masa lalu juga mencatat kisah kelabu. Karena untuk menjalankan semua itu, para Muslim harus siap sewaktu-waktu menghadapi hukuman barbar yang tak jarang menyebabkan kematian. Namun, sebagian besar sejarah ini diabaikan oleh para pemimpin Muslim Amerika dan terhapus dari narasi Islam Amerika modern.
Tradisi baru
Jika era sebelum perang, Muslim Amerika hampir seluruhnya berkulit hitam, kini muslim AS adalah komunitas Muslim yang paling beragam di dunia.
Afro Amerika tetap menjadi bagian penting dari masyarakat Islam di AS, bersama umat Islam dari Asia Selatan dan Arab. Muslim dari Amerika Latin juga berkembang pesat, sekaligus memastikan bahwa Muslim di AS adalah mikrokosmos dari multikultural keseluruhan negara asal mereka.
Dan kini Islam di Amerika berkembang pesat. Dan ajaran Islamlah yang paling banyak dipraktekkan di 20 negara bagian di Amerika Serikat.
Pergeseran demografis ini mendorong imam berbasis di Los Angeles menyebut Ramadan sebagai tradisi Amerika yang baru. Namun ulama itu juga mengungkapkan adanya 'penyakit' yang melanda banyak Muslim Amerika saat ini, yakni ketidakmampuan untuk melihat ke belakang dan merangkul bab-bab awal sejarah Islam Amerika yang ditulis oleh budak Muslim asal Afrika.
Dan hari ini, meja makan saat Ramadan di AS menyertakan hidangan pokok Arab atau Pakistan. Namun tak sedikit yang berbuka dengan tortas dan tamale, meatloaf halal dan hijau. Keragaman Muslim di AS telah mengubah wajah Ramadan menjadi tradisi Amerika multikultural. Luasnya keanekaragaman ras dan budaya Muslim Amerika saat ini belum pernah terjadi sebelumnya, membuat Ramadan tahun ini dan Ramadan selanjutnya, menjadi tradisi baru yang sarat dengan transkultural dan multiras.
Ramadan ini menghormati memori dari Muslim Amerika pertama dan perjuangan mereka untuk kebebasan. Dan berbagi kisah mereka dengan orang yang dicintai saat buka bersama, tampaknya merupakan langkah yang ideal untuk menulis ulang bab yang hilang dari sejarah Muslim Amerika. (Al Jazeera)
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Di Balik "New Horizon": Kolaborasi Seni dan Material yang Memukau di Art Jakarta 2025
-
Urutan Skincare Malam untuk Usia 30-an, Lengkap dengan Rekomendasi Produk Terjangkau
-
6 Tren Kuliner Global Paling Panas di 2025: Plant-Based hingga Zero Waste
-
Aksi Bersih Pantai Bali: Dari Pungut Sampah hingga Edukasi Daur Ulang
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Terbaik untuk Plantar Fasciitis, Nyaman Bebas Nyeri
-
Tampil Glowing, 9 Rekomendasi Alat Pijat Wajah yang Teruji Ahli Kecantikan
-
5 Zodiak Paling Banyak Disukai Pria, Diam-Diam Punya Energi dan Aura yang Magnetis
-
Mimpi Malam Curi Perhatian! Hariyadin Buktikan Creator Lokal Bisa Tembus Industri Musik Global
-
4 Ciri-Ciri Sepatu New Balance Palsu, Jangan Sampai Pengen Stylish Malah Jadi Mimpi Buruk!
-
Arti We Should All Be Feminists, Pesan di Kaus Andika Kangen Band yang Gemparkan Synchronize Fest