Suara.com - Ketika membahas masalah kencan, ada sederet aturan yang harus dipenuhi hingga sasaran yang dituju benar-benar telah masuk perangkap. Aturan ini tampaknya menawarkan resep jitu untuk menemukan komitmen dan pasangan hubungan romantis yang sejati.
Tapi dari pengalaman, banyak orang berharap jika 'memainkan game' dengan benar maka mereka akan mendapatkan pujaan hatinya sebagai hadiah. Jadi aturan-aturan itu kadang tak selalu membuahkan sebuah hubungan yang didasarkan pada cinta sejati.
Dan mengikuti aturan palsu ketika berkencan selalu dihadapkan pada dua konsekuensi, yakni memainkan taktik tarik ulur di mana salah satu pihak cenderung merasa ditipu. Konsekuensi lainnya adalah salah satu pihak terus beroperasi di belakang layar sehingga hubungan berakhir dalam sebuah kondisi terkunci oleh salah satu pihak.
Ada enam aturan berkencan, yang layak dipertimbangkan kembali karena dinilai sudah usang yang akan kita bahas dalam tulisan bersambung. Kali ini kita membahas aturan kedua yakni "Menerapkan taktik tarik ulur!" Jangan menjadi pihak pertama yang menghubungi, apalagi mengatakan cinta itu kata aturan ini.
Aturan ini meminta kita untuk menunggu setidaknya tiga hari setelah bertemu, mengontak si dia lagi sebesar apapun rindu yang Anda rasakan. Masalahnya, aturan ini lebih banyak ini tentang perlindungan diri dan tidak membuka diri untuk kemungkinan penolakan. Dan aturan ini akan membangun sebuah hubungan di atas fondasi yang rentan secara emosional.
Jika Anda ingin menghubungi dia atau mengirim pesan pendek setelah sebuah kencan yang mengesankan, tetapi Anda terus menahan diri dengan alasan "terlalu cepat," ini sama saja Anda menutup kemungkinan terbangunnya kedekatan secara spontan.
Batasan memang penting, apalagi ketika pertama kali bertemu dengan orang baru. Tetapi jika Anda menekan setiap dorongan untuk mengungkapkan perasaan Anda pada si dia, Anda tidak akan pernah mengetahui kapasitasnya untuk kedekatan emosional.
Padahal, kalaupun nantinya balasan untuk ungkapan perasaan Anda adalah penolakan, Anda mungkin hanya perlu sedikit bekerja keras untuk tidak tersinggung.
Hal ini mungkin sulit bagi sebagian orang, tetapi mengakui nilai yang melekat menjadi hal utama untuk menjadi diri sendiri. Itu mengalahkan 'permainan apapun' dan memungkinkan Anda mengetahui di mana Anda berdiri dalam hubungan ini. (Huffington Post)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
7 Body Lotion untuk Memutihkan di Indomaret, Harga Murah Meriah
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari yang Empuk dan Ringan untuk Pemula
-
Link Download Logo Hari Guru Nasional 2025 Kemendikdasmen, Versi Berwarna dan Hitam-Putih
-
5 Rekomendasi Warna Lipstik untuk Bibir Pucat agar Tampak Lebih Segar
-
Promo Superindo Hari Ini: Katalog Diskon Terbaru 14-16 November 2025 Minyak hingga Popok
-
Beda Silsilah Keluarga Gusti Purbaya vs KGPH Mangkubumi, Siapa Pantas Jadi Raja Solo?
-
Tema dan Link Download Logo Hari Guru Nasional 2025 Versi Kemenag: Format PNG, JPG dan PDF
-
5 Rekomendasi Cat Rambut untuk Hempaskan Uban Usia 50 Tahun ke Atas
-
4 Adu Potret Gusti Purbaya vs KGPH Mangkubumi: Rebutan Jadi Raja Solo PB XIV
-
5 Rekomendasi Sampo Terbaik untuk Kulit Kepala Dermatitis Seboroik