Suara.com - Perempuan yang kurang memiliki keterikatan dengan ibu mereka, biasanya mengalami kekurangan hormon oksitosin saat mereka dilahirkan. Kondisi ini akan berlanjut hingga perempuan itu dewasa, dan saat melahirkan mereka juga akan mengalami kesulitan untuk membangun keterikatan dengan anak mereka.
Demikian hasil penelitian yang dilakukan sebuah tim dari UNSW, Australia yang dirilis di jurnal PLoS ONE baru-baru ini. Dalam penelitian itu, para peneliti meneliti lebih dari 100 sample darah yang perempuan hamil yang dirawat di rumah sakit Liverpool.
Perempuan yang mengalami masalah dengan hubungan ibu-anak, terbukti kadar hormon oksitoksin di darah mereka lebih rendah dibanding mereka yang memiliki ikatan kuat dengan anaknya.
"Hasil analisa postpartum menunjukkan apa yang dialami saat pengasuhan sangat besar pengaruhnya terhadap respon seseorang terhadap hormon oksitosin," kata Profesor Valsamma Eapen, yang memimpin penelitian itu.
Eapen dan timnya menduga kekhawatiran akan berpisah dari orang-orang yang disayangi yang dialami seorang perempuan hamil, bisa memicu timbulnya perasaan tidak aman dan gaya interpersonal yang negatif.
"Dan kita perlu fokus pada isu-isu ini sebagai komponen penting dari kecemasan atau pengelolaan depresi," ujar Eapen sambil menamabahkan para perempuan ini ditargetkan mendapat intervensi psikologis awal, mungkin dengan terapi pengobatan oksitosin. Hormon oksitosin selama ini dikenal sebagai hormon cinta yang membuat orang berbahagia.
Eapen, yang juga mengetuai bagian anak dan psikiatri remaja di UNSW, mengatakan untuk tahap selanjutnya pihaknya akan meneliti bagaimana bayi para perempuan ini untuk melihat bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi gaya pendekatan dan perilaku mereka.
Sementara Profesor Philip Boyce, kepala unit penelitian klinis psikiatri perinatal di Rumah Sakit Westmead di NSW, mengatakan penelitian terhadap binatang percobaan juga mengungkap oksitosin sangat erat kaitannya dengan bagaimana hewan itu berhubungan dengan keturunan mereka.
Dan para peneliti kini mencoba mengetahui bagaimana hal itu mempengaruhi hubungan antar manusia.
"Ada pertanyaan bagaimana penggunaan oksitosin untuk meningkatkan hubungan, misalnya pada orang dengan autisme yang mungkin mengalami kesulitan membentuk hubungan sosial," katanya.
Ia juga memandang perlunya dilakukan penelitian pada pasangan yang banyak berdebat, untuk mengetahui apakah pengobatan oksitosin dapat meningkatkan hubungan mereka. (The Guardian)
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
4 Parfum Aroma Aqua yang Segar dan Maskulin: Pilihan Wangi Bersih untuk Pria Aktif
-
6 Minyak Rambut Terbaik untuk Pria Rambut Kering: Bikin Lembap, Wangi dan Anti Kusut
-
5 Bedak Non-Comedogenic di Bawah Rp100 Ribu: Kulit Bebas Komedo dan Tetap Ringan Seharian
-
Pendidikan Glory Lamria, Disebut Nikmati Fasilitas Mewah saat Sambut Prabowo di New York
-
5 Sepatu Jalan Kaki Terbaik: Dijamin Tetap Nyaman Walau Dipakai Seharian
-
Profil dan Rekam Jejak Aimee Song: dari Blogger Mode Jadi Mega Influencer
-
7 Pilihan Serum Anti Aging Terbaik untuk Usia 50 Tahun, Buat Kulit Kencang
-
Beda Pendidikan Gibran Vs Subhan Palal yang Gugat Ijazah Wapres
-
10 Rekomendasi Makanan Saat Hujan yang Bikin Tubuh Hangat dan Kenyang
-
5 Universitas Terbaik di Singapura: Kampus Gibran Masuk Peringkat Berapa?