Suara.com - Chef yang terkenal lewat acara 'Rebel Without A Kitchen' yang ditayangkan di saluran Asian Food Channel (AFC) ini, beberapa waktu lalu singgah ke Indonesia untuk memperkenalkan beberapa sajian andalannya.
Nama 'Rebel Without A Kitchen' itu sendiri, terinspirasi dari perjalanan kariernya di dunia kuliner di mana Matt mengaku tidak pernah belajar kuliner secara formal. Inilah yang membuat ia tidak menyebut dirinya sebagai chef.
Lelaki yang lahir di Toronto itu mengungkapkan, kecintaannya terhadap dunia kuliner bermula dari keluarganya. Ia mengaku sangat dekat dengan keluarganya, terutama dengan kakek-neneknya yang berasal dari Italia.
"Kakek saya adalah orang yang selalu punya kesibukan dalam membuat roti atau mempersiapkan daging giling. Inilah yang kemudian membuat saya tertarik mempelajarinya," ceritanya pada acara makan malam di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Matt kemudian tumbuh dewasa dengan mempelajari segala sesuatu yang dia ketahui melalui kakeknya. Tak hanya itu, ia juga memiliki pengalaman bekerja yang berhubungan dengan makanan untuk mendukung kehidupannya selama masa kuliah.
Setelah lulus, Matt bekerja sebagai copywriter di sebuah biro iklan dan berpikir bahwa hidupnya telah ditetapkan meskipun ia mengaku memiliki perasaan yang cukup mengganggu bahwa pekerjaan ini tidak akan membuatnya merasa puas untuk waktu yang lama.
Inilah yang membuat Matt akhirnya memutuskan untuk berhenti dari copywriter lalu memulai petualangan di dunia kuliner. Ia yang kemudian menjuluki dirinya sebagai 'Fidel Gastro' mulai memasak di beberapa acara kuliner.
Di situlah semangat kewirausahaannya berkobar dalam dirinya, dan pada titik itulah alter egonya "Fidel Gastro" kemudian lahir. Dengan dukungan setia dari mantan bosnya, Matt mulai memasak di acara-acara kuliner jalanan di Toronto.
Dia mulai mendapatkan nama untuk dirinya sendiri dan membangun menu andalannya untuk kreasi orisinil sandwich gaya Toronto Kuba atau yang lebih dikenal dengan 'Extremo Sandwich'. Siapa yang menyangka ternyata kreasinya tersebut kemudian menjadi hit besar.
Terlebih Matt mengemasnya dengan cara yang unik, yaitu acara masak dadakan. Dengan membawa truk makanannya yang diberi nama Priscilla, ia berkeliling di sekitar kota untuk memuaskan para pelanggan yang kelaparan dengan sandwhich yang lezat dan bercitra rasa tinggi.
"Saya ingin mengangkat street food yang saat itu belum populer di Toronto. Revolusi, seperti Fidel Castro. Namun karena ini revolusi street food, saya membuat alter ego 'Fidel Gastro', dengan 'G'," jelasnya.
Inilah yang membuat Toronto sangat mencintai masakannya dan menjadikan Matt sosok yang terkenal di dunia kuliner, terutama berkat sandwich buatannya yang bergaya Toronto-Kuba, Extremo Sandwich.
Selain mengagumi Fidel Castro, Matt tampaknya juga ngefans dengan Elvis Presley, penyanyi legendaris bergenre rock 'n' roll itu. Ini dapat dilihat dari food truck-nya yang diberi nama 'Priscilla', istri mendiang Presley dan restorannya yang diberi nama 'Lisa Marie', anak semata wayang Presley. Lebih dari itu, ia juga membuat dessert 'Elvis In A Jar' yang terinspirasi sandwich favorit Presley.
Saat hadir di Indonesia dalam rangka melakukan perjalanan tur "Matt Basile Kitchen Revolution" di Asia, Matt dalam sebuah acara makan malam eksklusif memberi kesempatan kepada para undangan untuk mencicipi sajian lezatnya seperti Octopus with Fennel and Blood Orange, Moroccan Beef Tenderloin with Marian Sauce and Pistachios with Edamame Mash.
Selain itu, ia juga menyajikan hidangan penutup andalannya yaitu, Elvis in the Jar, yang terdiri dari rum French toast dengan sirup maple, krim kacang mentega, dan pisang.
Untuk meningkatkan menu, Matt juga akan memadukan hidangan yang dipilih dengan The Balvenie berusia 21 tahun, 12 tahun Doublewood dan 17 tahun Peated Cask, yang memiliki cita rasa unik dari varian single malt Scotch Whiskey.
"Bagi saya, makanan lebih dari sekadar sebuah kenikmatan; ini lebih pada menantang konvensi dan memiliki dorongan konstan untuk menciptakan konsep makanan baru. Saya yakin beragam budaya kuliner, masakan dan gaya yang ditawarkan di Asia dapat membuat inspirasi besar untuk petualangan berikutnya," ujarnya menutup perbincangan.
Berita Terkait
-
Sosok Ken Dwijugiasteadi: Eks Dirjen Pajak Terjerat Dugaan Kasus Tax Amnesty
-
Profil Siprianus Bhuka Arsitek Tabola Bale, Simbol Lagu Daerah Lampaui Batas Geografis dan Budaya
-
Aisha Retno Anak Siapa? Penyanyi Keturunan Indonesia yang Sebut Batik asal Malaysia
-
6 Potret Ganteng Tristan Molina yang Digosipkan Dekat dengan Olla Ramlan
-
Rekam Jejak Jeffry Simatupang, Mundur sebagai Pengacara Helwa Bachmid untuk Melawan Habib Bahar
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Siswi SMA Cetak Prestasi Nasional Lewat Riset Biolarvasida dari Limbah Dapur
-
Finansial Serba Digital: Praktis Buat Urban, Tantangan Buat Indonesia
-
Skin Booster Bakal Jadi Tren Perawatan Kulit Natural yang Paling Dicari
-
5 Ide Kado Hari Guru Nasional 2025, Sederhana tapi Berkesan
-
5 Cushion yang Bagus untuk Usia 40-an, Garis Halus dan Flek Hitam Tersamarkan
-
5 Cushion dengan SPF 50 untuk Aktivitas Outdoor, Lindungi dari Sinar UV
-
Program Penanaman 1.000 Pohon Gaharu Dorong Ekosistem Industri Berbasis Keberlanjutan
-
7 Rekomendasi Serum Retinol untuk Usia 50 Tahun, Samarkan Tanda Penuaan
-
7 Sunscreen untuk Flek Hitam Usia 70 Tahun ke Atas, Rawat Kulit Tipis
-
Bukan Hanya Tren: Indonesia Pimpin Gerakan 'Slow Fashion' Global di BRICS+ Fashion Summit Moskow